STUDI PENGGUNAAN CEFOPERAZON PADA PASIEN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (BPH) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo)
Main Author: | HIVIANI, MEILAN |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/43050/1/jiptummpp-gdl-meilanhivi-51049-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/43050/2/jiptummpp-gdl-meilanhivi-51049-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/43050/3/jiptummpp-gdl-meilanhivi-51049-3-babii.pdf http://eprints.umm.ac.id/43050/4/jiptummpp-gdl-meilanhivi-51049-4-babiii.pdf http://eprints.umm.ac.id/43050/ |
Daftar Isi:
- Latar Belakang: Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah tumor jinak yang umum berkembang pada pria usia lanjut. BPH terjadi karena pertumbuhan yang berlebihan pada sel stroma dan kelenjar epitel sehingga terjadi pembesaran kelenjar prostat. BPH merupakan diagnosa penyakit poliferasi sel-sel prostat dengan gejala klinik yaitu Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS).Penatalaksanaan terapi BPH meliputi watchfull waiting, terapi medikamentosa, serta tindakan bedah. TURP merupakan operasi bersih terkontaminasi, sehingga antibiotik profilaksis digunakan untuk mencegahterjadinya infeksi saluran kemih. Cefoperazonmerupakan sefalosporin generasi ketiga yang digunakan untuk profilaksis bedah dan pasca bedah karena spektrumnya luas dan efektif untuk bakteri gram negatif. Tujuan : Mengetahui pola penggunaan cefoperazon pada pasien benign prostatic hyperplasia (BPH) di RSUD Sidoarjo. Metode : Observasional retrospektif pada pasien benign prostatic hyperplasia (BPH) di RSUD Sidoarjo periode 1 Januari 2016 sampai dengan31 Desember 2016. Hasil dan Kesimpulan: Penggunaan cefoperazon tunggal (1 x 1gram)/IV sebagai antibiotik profilaksis sebanyak 30 pasien (52%) dan cefoperazon sulbactam (3 x 1gram)/IV/hari sebagai antibiotik pasca operasi sebanyak 28 pasien (48%).Pola penggunaan cefoperazon pada pasien BPH di Instalasi rawat inap RSUD Sidoarjo sudah sesuai menurut beberapa studi literatur.