Daftar Isi:
  • Latar Belakang: Stroke hemoragik terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang berada di otak. Umumnya disebabkan karena hipertensi yang tidak terkontrol. Penatalaksanaan stroke hemoragik terdiri dari terapi non farmakologis dan farmakologis. Terapi non farmakologis antara lain operasi dan rehabilitasi, sedangkan terapi farmakologis menggunakan obat-obatan yang dapat mengendalikan faktor resiko/pemicu terjadinya perdarahan antara lain dengan penggunaan antihipertensi. Obat antihipertensi diberikan tidak untuk menormalkan tekanan darah pasien, tetapi hanya mengurangi tekanan darah hingga batas tertentu sesuai protokol pengobatan. Calcium channel blocker (CCB) merupakan salah satu golongan obat antihipertensi yang telah banyak digunakan dalam terapi hipertensi pada pasien stroke hemoragik karena dinilai efektif dan juga aman. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil penggunaan calcium channel blocker (CCB) pada pasien stroke hemoragik di Instalasi rawat inap RSUD Sidoarjo. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional retrospektif pada pasien stroke hemoragik di instalasi rawat inap RSUD Sidoarjo periode 1 Juli 2016 - 31 Desember 2016. Hasil dan Kesimpulan: Penggunaan calcium channel blocker(CCB) tunggal sebanyak 24 pasien (65%) dan kombinasi sebanyak 27 pasien (35%) dari jumlah total 51 sampel. Terapi CCB tunggal yang banyak digunakan adalah Amlodipin dengan dosis 1 - 5 mg PO sebanyak 10 pasien (41,7%). Terapi CCB kombinasi yang banyak digunakan adalah Nikardipin (0,5-1μg/kgBB/menit) IV + Amlodipin (1 - 5-10 mg)PO sebanyak 2 pasien (7,4%), dan Nikardipin (0,5-1μg/kgBB/menit) IV + Nimodipin (4 - 30 mg) PO / 0,42 mg/jam IV sebanyak 2 pasien (7,4%).