Daftar Isi:
  • Latar Belakang: Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) terjadi pada kondisi proliferasi sel dan apoptosis dalam postat tidak seimbang, menyebabkan pembesaran dua jaringan kelenjar prostat dan stroma. Penatalaksanaan BPH meliputi watchfull waiting, medikamentosa dan tindakan bedah. TURP merupakan tindakan bedah pada BPH termasuk kategori operasi bersih terkontaminasi, sehingga diperlukan terapi antibiotik untuk mencegah infeksi luka operasi. Antibiotik proilaksis yang direkomendasikan untuk TURP adalah sefalosporin generasi pertama atau kedua. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan cefazolin pada pasien benign prostatic hyperplasia (BPH) di RSUD Sidoarjo. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional retrospektif pada pasien benign prostatic hyperplasia (BPH) di RSUD Sidoarjo periode 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016. Hasil dan Kesimpulan:Pola penggunaan tunggal cefazolin (1 x 1 gram) IV sebanyak 25 pasien (100%) sebagai profilaksis. Pola penggunan switch cefazolin (1 x1 gram) IV ke seftriakson (2 x 1 gram) IV pada 25 pasien (100%). Pola penggunaan cefazolin pada pasien BPH di Instalasi rawat inap RSUD Sidoarjo sudah sesuai menurut beberapa studi literatur.