Daftar Isi:
  • Latar Belakang: Menurunnya kemampuan mendengar, melihat, dan mengingat pada lansia juga berperan dalam terjadinya reaksi toksik, terutama pada pasien yang mendapatkan jumlah terapi obat yang banyak dengan regimentasi dosis yang bermacam-macam. Lansia cenderung mengkonsumsi lebih banyak obat yang memiliki risiko lebih besar untuk mengalami efek samping dan interaksi obat yang merugikan Tujuan: Untuk mengetahui dan memberikan gambaran tentang profil pengelolaan obat lansia di Panti Werdha Pangesti Kecamatan Lawang Kabupaten Malang. Metode: Deskriptif dan sampel penelitian ini adalah seluruh lansia yang memenuhi kriteria inklusi di Panti Werdha Pangesti Kecamatan Lawang Kabupaten Malang. Hasil dan Kesimpulan: Dari hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa pengelolaan obat lansia dilakukan sepenuhnya oleh lansia. Dari cara lansia mendapatkan obat, 31% (11 obat) didapatkan dari resep dokter, dan 69% (24 obat) didapatkan secara non-resep. Dari cara lansia menggunakan obat, 23% (8 obat) digunakan tidak sesuai penggunaannya dibandingkan dengan indikasi pada literatur, sedangkan 77% (27 obat) sesuai penggunaannya dibandingkan dengan indikasi pada literatur. Dari cara lansia menyimpan obat, 10% responden (1 orang) menyimpan obat di plastik, 10% responden (1 orang) menyimpan obat di mangkok, 30% responden (3 orang) menyimpan obat di toples, 10% responden (1 orang) menyimpan obat di kaleng biskuit dan 40% responden (4 orang) tidak menggunakan wadah. Dari cara lansia memperlakukan obat sisa, hanya 10% responden (1 orang) memperlakukan obat sisa yaitu menyimpan obat sisa tersebut.