Daftar Isi:
  • Latar Belakang: Diabetes Melllitus adalah penyakit kronis serius yang terjadi baik saat pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau bila tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Peningkatan glukosa darah adalah efek umum diabetes yang tidak terkontrol, sehingga dari waktu ke waktu dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal dan saraf. Terdapat enam kelas antidiabetik oral meliputi golongan sulfonilurea, glinid, biguanid, tiazolidinedion, penghambat glukosidase α dan penghambat DPP-IV. Tujuan: Untuk mengetahui pola penggunaan antidiabetik oral pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di instalasi rawat inap RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo. Metode: Penelitian observasional retrospektif pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dari Januari 2016 - Desember 2016. Hasil dan Kesimpulan: Penggunaan OAD tunggal yang paling banyak adalah metformin pada 14 pasien (54%) dengan dosis (2x500mg) PO (23%) dan (3x500mg) PO (23%), diikuti sulfonilurea (glimepiride, glibenclamid, glikuidon) pada 11 pasien (42%) dengan dosis glimepiride (1x1mg) PO (15%) dan (1x2mg) PO (15%), serta pioglitazone pada 1 pasien (4%). Penggunaan kombinasi 2 OAD yang paling banyak adalah sulfonilurea dan biguanid pada 15 pasien (88%) dengan dosis glimepiride (1x1mg) PO dan metformin (3x500mg) PO, diikuti sulfonilurea dan inhibitor α glikosidase pada 1 pasien (6%), serta sulfonilurea dan tiazolidindion pada 1 pasien (6%). Penggunaan kombinasi 3 OAD pada 1 pasien dengan dosis glimepiride (1x2mg) PO, metformin (3x500mg) PO dan pioglitazone (1x15mg) PO. Penggunaan kombinasi OAD dan insulin dengan pola kombinasi pioglitazone (1x30mg) PO + glargine (0-0-10 IU) SC + aspart (3x6 IU) SC, glimepirid (1x2mg) PO + detemir (0-0-18 IU) SC dan glimepirid (1x1mg) PO + glargine (0-0-13 IU) SC yang masing-masing pada 1 pasien (7%).