UJI ANTIINFLAMASI FRAKSI ETANOL KULIT BUAH Citrus reticulata L. PADA Rattus norvegicus YANG DIINDUKSI KARAGENIN
Main Author: | ICHSAN, MOHAMMAD SYULTONIL |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/42339/1/jiptummpp-gdl-mohammadsy-51704-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/42339/2/jiptummpp-gdl-mohammadsy-51704-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/42339/3/jiptummpp-gdl-mohammadsy-51704-3-babii.pdf http://eprints.umm.ac.id/42339/4/jiptummpp-gdl-mohammadsy-51704-4-babiii.pdf http://eprints.umm.ac.id/42339/ |
Daftar Isi:
- Latar Belakang : Di Indonesia penyakit yang melibatkan proses inflamasi di dalam tubuh memiliki angka kejadian yang cukup tinggi. Dimana prevalensinya adalah Diabetes Melitus adalah 2,1%, Asma 4,5%, Dermatitis 6,8%, Infeksi Saluran Pernafasan Akut 25,50%. Pnemonia 2,13%, Penyakit Sendi 24,7%, Penyakit Tumor/Kanker 0,4%, Hepatitis 1,2%, penyakit tersebut termasuk penyakit yang terdapat reaksi inflamasi. Citrus reticulata merupakan tanaman yang bermanfaat sebagai obat tradisional. Tujuan :Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya efek antiinflamasi fraksikulit buah Citrus reticulatapada Rattusnorvegicus yang diinduksi karagenin. Metode :Fraksinasi dilakukan dengan menggunakan metode remaserasi kinetik dengan pengadukan konstan. Fraksikental dengan berbagai variasi dosis 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, 300 mg/kg BB secara oral diberikan pada tikus jantan. Natrium Diklofenak digunakan sebagai kontrol positif dengan dosis 50 mg/70kg BB secara oral. Serta suspensi CMC Na 0,5% digunakan sebagai kontrol negatif. Penelitian ini menggunakan metode udem buatan pada telapak kaki tikus dengan penginduksi karagenin 1% sebanyak 0,1 ml sebagai penginduksi udem. Hasil dan Kesimpulan :Hasil penelitian menunjukkan semua dosis dapatmenghambat pembentukan edema pada kaki hewan percobaan. Post hoc analysis hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis300 mg/kg fraksikulit buah Citrus reticulata lebih baik dari 100 mg/kg dan 200 mg/kg dosis.