Daftar Isi:
  • Latar Belakang: Balita merupakan kelompok usia yang rawan terhadap gangguan gizi dan penyakit. Hal ini karena faktor usia dan ketergantungan balita terhadap orang tua dalam pemenuhan pangannya. Ketahanan pangan memiliki keterkaitan dengan status gizi. Tingginya penduduk rawan pangan disebakan oleh perilaku konsumsi masyarakat yang tidak memenuhi kriterian gizi seimbang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku pemenuhan ketahanan pangan keluarga dengan status gizi balita usia 2-5 tahun. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah orang tua (ibu) dan balita usia 2-5 tahun di RW 5 Kelurahan Kebonsari Kota Malang sebanyak 30 responden, diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan uji spearman rank dengan tingkat signifikansi α <0,05. Hasil: Hasil penelitian dari 30 responden terdapat 25 responden (83.3%) memiliki perilaku pemenuhan ketahanan pangan keluarga yang baik dan 5 responden (16.7%) memiliki perilaku pemenuhan ketahanan pangan keluarga yang kurang baik. Status gizi balita didapatkan 21 balita (70%) gizi baik, 5 balita (16.7%) gizi kurang, 3 balita (10%) gizi buruk dan 1 balita (3.3%) gizi lebih. Hasil analisis data dengan uji spearman rank didapatkan p value 0.040 (p < 0.05). Maka H1 diterima yaitu ada hubungan perilaku pemenuhan ketahanan pangan keluarga dengan status gizi balita usia 2-5 tahun. Kesimpulan: Perilaku pemenuhan ketahanan pangan keluarga memiliki hubungan dengan status gizi balita usia 2-5 tahun karena dengan terpenuhinya ketahanan pangan maka kualitas dan kuantitas makanan dalam keluarga tersebut dapat terpenuhi yang berdampak positif bagi kesehatan.