HUBUNGAN ANTARA PERNIKAHAN USIA MUDA DENGAN KEMAMPUAN IBU DALAM PERAN PENDIDIK ANAK DI DESA GENGGELANG KECAMATAN GANGGA KABUPATEN LOMBOK UTARA
Main Author: | AINI, SYARIATUL |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/41774/1/jiptummpp-gdl-syariatula-47005-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/41774/2/jiptummpp-gdl-syariatula-47005-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/41774/3/jiptummpp-gdl-syariatula-47005-3-babii.pdf http://eprints.umm.ac.id/41774/4/jiptummpp-gdl-syariatula-47005-4-babiii.pdf http://eprints.umm.ac.id/41774/ |
Daftar Isi:
- LatarBelakang: Pernikahan usia muda memiliki dampak negatif terhadap ketidaksiapan secara fisik, ekonomi, emosional, psikologi dan sosial. Jika wanita terlalu muda untuk jadi ibu, maka hal ini dapat mengakibatkan dia tidak mampu melaksanakan perannya dengan baik dalam mendidik anak (Oktafiani, 2010). Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah143 wanita yang menikah usia muda di Desa Genggelang Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 59 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah Korelasi pearson. Hasil:Hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubunganantarapernikahanusiamudadengankemampuanibudalamperanpengasuhananak di DesaGenggelangKecamatanGanggaKabupaten Lombok Utarasebesar 44,3%.. Kesimpulan: Hasil identifikasi pernikahan usia muda di Desa Genggelang menunjukkan bahwa sebagian besar pernikahan usia muda pada masyarakat di Desa Genggelang memiliki usia 25-30 tahun yaitu sebanyak 33 responden atau 55,93%, 10 responden atau 16,95% memiliki usia < 25 tahun dan sebanyak 10 responden atau 16,95% dan sebanyak 6 responden atau 10,17% berusia > 35 tahun.Hasil identifikasi kemampuan ibu dalam peran pengasuhan anak dapat diperoleh nilai rata-rata sebesar 56,53 yang masuk dalam kategori baik