PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN MADU HUTAN TERHADAP KECEPATAN KONTRAKSI LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA KULIT TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS) STRAIN WISTAR

Main Author: PUSPASERUNI, KARINA
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/41184/1/jiptummpp-gdl-karinapusp-47056-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/41184/2/jiptummpp-gdl-karinapusp-47056-2-bab1.pdf
http://eprints.umm.ac.id/41184/3/jiptummpp-gdl-karinapusp-47056-3-bab2.pdf
http://eprints.umm.ac.id/41184/4/jiptummpp-gdl-karinapusp-47056-4-bab3.pdf
http://eprints.umm.ac.id/41184/
Daftar Isi:
  • Latar Belakang: Luka bakar derajat IIA merupakan kerusakan pada lapisan epidermis dan atas lapisan dermis yang disebabkan oleh panas, sebanyak 82% karena kecelakaan rumah tangga. Madu dapat menyembuhkan luka bakar derajat IIA karna adanya sifat antioksidan, antibakteri, anti-inflamasi, osmolaritas yang tinggi serta kandungan H2O2. Tujuan: Mengetahui pengaruh frekuensi pemberian madu hutan terhadap kecepatan kontraksi luas luka bakar derajat IIA pada kulit tikus putih (Rattus novergicus). Metode: Experimental dengan post test only control group design. Punggung 28 tikus putih ditempelkan logam diameter 1,5 cm selama 10 detik yang dipanaskan dalam air 100oC dan diberi olesan madu hutan pada kelompok pengolesan 2x/hari, 1x/hari, 1/2hari dan tidak diolesi madu. Pengukuran menggunakan planimeter setiap 2 hari selama 14 hari. Hasil Penelitian: Hasil uji MANOVA menunjukkan perbedaan signifikan peningkatan kontraksi luka bakar antara semua kelompok (p = 0,000). Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan bermakna, semakin sering madu dioleskan maka kontraksi luka bakar semakin mengecil. Hasil uji regresi menunjukan pengaruh olesan madu terhadap kecepatan kontraksi luka bakar sebesar 61.4%. Kesimpulan: Frekuensi pemberian madu hutan berpengaruh terhadap kecepatan kontraksi luka bakar derajat IIA pada tikus putih (Rattus novergicus).