ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
Main Author: | 'ULYA, WAFIROTUL |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/39691/1/jiptummpp-gdl-wafirotulu-53564-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/39691/2/jiptummpp-gdl-wafirotulu-53564-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/39691/3/jiptummpp-gdl-wafirotulu-53564-3-babii.pdf http://eprints.umm.ac.id/39691/4/jiptummpp-gdl-wafirotulu-53564-4-babiii.pdf http://eprints.umm.ac.id/39691/ |
Daftar Isi:
- Pemecahan masalah merupakan komponen yang penting dalam pembelajaran matematika. Karena dalam pelajaran matematika tidak hanya terbatas pada menghafal rumus-rumus saja, tetapi juga pada hal-hal yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Berdasarkan hasil observasi di SMP Muhammadiyah 1 Malang bahwa sebagian siswa masih bergantung pada guru dalam memecahkan masalah yang diberikan, sehingga akan mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Malang. Indikator berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan, mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah, mampu memilih argumen yang logis dan mampu menarik kesimpulan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan yang didapat dari tes tulis dan wawancara. Hasil analisis ini menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII-C dalam memecahkan masalah yaitu Tingkat 0 (Tidak Kritis) sebanyak 4 siswa dari 26 siswa dengan prosentase 15.384%, pada tingkat 1 (Kurang Kritis) sebanyak 7 siswa dari 26 siswa dengan prosentase 26.923%, pada tingkat 2 (Cukup Kritis) sebanyak 12 siswa dari 26 siswa dengan prosentase 46.153%, sedangkan pada tingkat 3 (Kritis) sebanyak 3 siswa dari 26 siswa dengan prosentase 11.538%. Pada umumnya kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah berada pada tingkat 2 (Cukup Kritis).