PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PEMBINAAN OLEH BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BBPOM) TERHADAP PEREDARAAN OBAT TRADISIONAL DITINJAU DARI PERATURAN PEMERINTAH NO 58 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN ( Studi Di Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan Di Surabaya )
Main Author: | HAFIDS, MUHAMMAD |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/37886/1/jiptummpp-gdl-muhammadha-50627-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/37886/2/jiptummpp-gdl-muhammadha-50627-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/37886/3/jiptummpp-gdl-muhammadha-50627-3-babii.pdf http://eprints.umm.ac.id/37886/4/jiptummpp-gdl-muhammadha-50627-4-babiii.pdf http://eprints.umm.ac.id/37886/ |
Daftar Isi:
- Pelayanan kesehatan di Indonesia telah berkembang, namun minat masyarakat dalam memanfaatkan pengobatan tradisional tetap tinggi, membuat masyarakat beralih dari mengkonsumsi obat-obatan kimia ke obat tradisional, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui. 1. Pelaksanaan Pengawasan dan Pembinaan oleh BBPOM Surabaya Terhadap Peredaraan Obat tradisional di Surabaya., 2. Faktor-faktor yang menghambat BBPOM., 3. Upaya-upaya yang dilakuan oleh BBPOM untuk mengatasi hambatan tersebut. Adapun teknik analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif kualitatif, , kemudian data diolah dan dianalisa secara deduktif. Hasil penelitian ini yaitu 1. Pelaksanaannya BBPOM Surabaya sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 58 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen yaitu pengawasan melalui surve, penelitian, pengujian dan penyitaan ( apabila berbahaya) terhadap produk obat tradisional, melakuakan pembinaan kepada penjual dan pembeli dan hasil di sebarluaskan ke masyarakat., namun masih terdapat hambatan dalam pelaksanaanya., 2. Faktor penghambat BBPOM Surabaya seperti Penyidik pegawai negeri sipil BBPOM masih minim, Sarana dan prasarana yang di perlukan belum memadai, Keterbatasan pengetahun yang dimiliki oleh penjual dan pembeli obat tradisional, dan Pola konsumsi masyarakat terhadap produk obat tradisional yang beresiko cenderung meningkat karena promosi produk yang gencar di sosial media., 3. BBPOM Surabaya juga terus berkoordinasi dengan Badan POM pusat untuh penambahan penyidik pegawai negeri sipil, BBPOM Surabaya terus berusaha mencari dana tambahan kepada Badan POM pusat untuk fasilitas, membekali petugas BBPOM dengan pelatihan-pelatihan khusus , melakukan sosialisai ke penjual dan pembeli tentang obat tradisional yang baik.