Pola Komunikasi Narapidana Wanita dalam Membangun Rasa Percaya Diri pada Anak (Studi Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Malang)

Main Author: Damayanti, Maya
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/36996/4/jiptummpp-gdl-mayadamaya-51770-9-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/36996/1/jiptummpp-gdl-mayadamaya-51770-2-3.babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/36996/2/jiptummpp-gdl-mayadamaya-51770-3-4.babii.pdf
http://eprints.umm.ac.id/36996/3/jiptummpp-gdl-mayadamaya-51770-4-5.babi-i.pdf
http://eprints.umm.ac.id/36996/
Daftar Isi:
  • Anak yang berada dalam kondisi di mana salah seorang panutan (ibu) berstatus narapidana akan membawa dampak psikologis tersendiri. Secara tidak langsung mereka akan dituntut menjadi mandiri serta percaya diri mengingat harus tinggal di tempat yang berbeda dengan orang tua untuk jangka waktu yang relatif lama. Menjadi hal yang tidak mudah bagi narapidana wanita untuk bisa menjalin komunikasi yang baik dengan anaknya. Selain persoalan jarak, untuk melakukannya tidaklah semudah dulu, sebab mereka diberi durasi waktu. Selain itu, narapidana wanita memiliki kondisi emosional khusus, yakni perasaan bersalah dan menyesal telah melakukan kesalahan dan meninggalkan anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana pola komunikasi yang digunakan oleh narapidana wanita dalam membangun rasa percaya diri pada anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan tipe Deskriptif melalui penelitian lapangan dan interview dengan subjek penelitian yakni narapidana wanita yang telah menikah dan memiliki anak usia remaja sesuai dengan kriteria. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman (Pengumpulan, reduksi, penyajian, kesimpulan). Uji Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi, hasil yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini antara lain : (1) Dua dari tiga subjek penelitian menggunakan Pola Komunikasi Persamaan (equality pattern) dalam proses komunikasi yang dilakukan dengan anak remajanya. (2) Satu subjek penelitian menggunakan pola komunikasi seimbang terpisah (balance split pattern).