HUBUNGAN KEANEKARAGAMAN MANGROVE TERHADAP FUNGSI NURSERY GROUND KEPITING BAKAU PANTAI CENGKRONG KABUPATEN TRENGGALEK DIKEMBANGKAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

Main Author: Wahyudyawati, Eka
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/36853/1/jiptummpp-gdl-ekawahyudy-51255-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/36853/2/jiptummpp-gdl-ekawahyudy-51255-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/36853/3/jiptummpp-gdl-ekawahyudy-51255-3-babii.pdf
http://eprints.umm.ac.id/36853/4/jiptummpp-gdl-ekawahyudy-51255-4-babiii.pdf
http://eprints.umm.ac.id/36853/
Daftar Isi:
  • Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem alamiah yang unik dengan nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi. Secara ekologis mangrove berperan sebagai tempat mencari makan (feeding grounds) dan daerah pembesaran (Nursery Grounds) berbagai jenis biota di dalamnya. Nursery Ground ini merupakan mikrohabitat yang cukup rentan dan sangat penting untuk menentukan kelangsungan hidup setiap spesies atau jenis fauna spesifik seperti berbagai spesies ikan-ikan, udang dan kepiting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kerapatan mangrove, kelimpahan kepiting bakau dan hubungan antara kerapatan mangrove dengan kelimpahan kepiting bakau. Metode penelitian yang digunakan adalah deskritif kuantitatif, penelitian dilakukan dengan menentukan stasiun penelitian berdasarkan pasang surut maksimal menggunakan belt transek ukuran 50x10 m2. Pengumpulan data mangrove menggunakan 3 stasiun penelitian dengan jumlah total plot sebanyak 27 plot. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 11 spesies mangrove dan 5 spesies kepiting bakau yang tersebar di 3 stasiun pengamatan. Rhizophora mucronata memiliki kerapatan mangrove tertinggi pada semua kategori, kondisi ini disebabkan karena jenis Rhizophora mucronata ini merupakan jenis mangrove yang pertumbuhannya toleran terhadap kondisi lingkungan. Kelimpahan kepiting terbesar terdapat pada spesies Uca annulipes. Besarnya kontribusi kerapatan mangrove terhadap kelimpahan kepiting bakau dapat diketahui melalui koefisien determinasinya (R2) yaitu sebesar 0.940. Hal ini berarti keragaman kelimpahan kepiting bakau dapat dijelaskan oleh kerapatan mangrove sebesar 94.0%, atau dengan kata lain kontribusi kerapatan mangrove terhadap kelimpahan kepiting bakau sebesar 94.0%, sedangkan sisanya sebesar 6.0% merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian akan dimanfaatkan sebagai sumber belajar Biologi SMA kelas X Materi Keanekaragaman hayati dalam bentuk Booklet.