PENGARUH PERSEPSI BARACK OBAMA TERHADAP KEBIJAKAN NORMALISASI HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT-KUBA
Main Author: | SASLIM, ANDI ANJAR |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/36195/1/jiptummpp-gdl-andianjars-50059-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/36195/2/jiptummpp-gdl-andianjars-50059-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/36195/3/jiptummpp-gdl-andianjars-50059-3-babii.pdf http://eprints.umm.ac.id/36195/4/jiptummpp-gdl-andianjars-50059-4-babiii.pdf http://eprints.umm.ac.id/36195/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini berupaya menjelaskan mengapa Amerika Serikat di bawah pemerintahan Barack Obama menormalisasi hubungan diplomatik dengan Kuba. Kabar mengenai dibukanya hubungan diplomatik AS dan Kuba diumumkan secara resmi oleh Barack Obama maupun Raul Castro melalui siaran televisi dimasing-masing negara. Peristiwa ini diikuti pertukaran tawanan kedua negara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksplanatif dan untuk menjelaskan mengenai mengapa AS di bawah pemerintahan Barack Obama menormalisasi hubungan diplomatik dengan Kuba. Penelitian ini menggunakan teori persepsi dari Ole R. Holsti, yang secara umum menjelaskan bagaimana persepsi dan sistem keyakinan pemimpin negara mempunyai pengaruh dalam pengambilan kebijakan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa normalisasi hubungan diplomatik AS-Kuba dipengaruhi oleh persepsi Barack Obama yang terbentuk dari sistem keyakinannya. Persepsi Obama mengenai Kuba dapat dibagi menjadi beberapa point penting. Pertama, bahwa Kuba saat ini bukanlah ancaman. Kedua, dalam abad 21 perbedaan ideologi bukanlah manjadi hambatan dalam bekerjasama. Ketiga, perang ideologi tidak lagi relevan di abad 21. Keempat, dalam mencapai perubahan menuju kearah yang lebih baik dapat dilakukan dengan cara bekerjasama. Kelima, bahwa pentingnya nilai-nilai demokrasi dalam sebuah negara.