PERGESERAN ORIENTASI KEBIJAKAN LUAR NEGERI FILIPINA PADA ERA PRESIDEN DUTERTE
Main Author: | DWIYANTORO, IKANANG |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/36189/1/jiptummpp-gdl-ikanangdwi-50064-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/36189/2/jiptummpp-gdl-ikanangdwi-50064-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/36189/3/jiptummpp-gdl-ikanangdwi-50064-3-babii.pdf http://eprints.umm.ac.id/36189/4/jiptummpp-gdl-ikanangdwi-50064-4-babiii.pdf http://eprints.umm.ac.id/36189/ |
Daftar Isi:
- Sejak memeroleh kemerdekaannya, Filipina tidak pernah berhenti bergantung kepada Amerika Serikat, baik secara ekonomi maupun militer. Namun pada tahun 2016, di hadapan Wakil Perdana Menteri Tiongkok, Presiden Duterte mengumumkan “perpisahan” Filipina dengan Amerika Serikat. Meski pada akhirnya Duterte mengklarifikasi bahwa ucapannya tersebut bukanlah suatu pemutusan hubungan diplomatik, militer, dan ekonomi dengan Amerika Serikat, langkahnya menunjukkan perubahan orientasi kebijakan yang signifikan. Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan: mengapa Filipina menggeser orientasi kebijakan luar negerinya ke China – negara yang selama puluhan tahun menjadi ancaman bagi Filipina? Dengan menggunakan Teori Balance of Interest, penelitian ini menyimpulkan, pergeseran orientasi kebijakan luar negeri Filipina disebabkan oleh pandangan oportunistik Filipina dalam mengejar keuntungan dengan melakukan bandwagoning terhadap China.