Analisa Keputusan Selandia Baru Bergabung dalam Trans-Pacific Partnership Agreement (TPPA)
Main Author: | RAMADHAN, ALHAMDU |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/36163/1/jiptummpp-gdl-alhamduram-49047-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/36163/2/jiptummpp-gdl-alhamduram-49047-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/36163/3/jiptummpp-gdl-alhamduram-49047-3-babii.pdf http://eprints.umm.ac.id/36163/4/jiptummpp-gdl-alhamduram-49047-4-babiii.pdf http://eprints.umm.ac.id/36163/ |
Daftar Isi:
- Kebijakan luar negeri merupakan seperangkat pedoman atau tindakan yang ditujukan oleh suatu negara ke wilayah luar negara tersebut untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Bergabungnya Selandia Baru dalam Trans-Pacific Partnership Agreement (TPPA) juga merupakan salah satu bentuk kebijakan luar negeri karena meskipun terdapat kontroversi di dalam perjanjian tersebut terdapat kepentingan nasional yang ingin dicapai Selandia Baru dalam suatu perjanjian antar bangsa. Berangkat dari hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan Selandia Baru bergabung dalam keanggotaan TPPA. Dengan menggunakan teori foreign policy strategy John Lovell dan metode eksplanatif, penelitian ini menghasilkan temuan bahwa terdapat variabel pada aspek internal dan eksternal yang mempengaruhi Selandia Baru untuk bergabung dalam TPPA. Aspek internalnya yaitu karena kapabilitas negara Selandia Baru yang inferior dan adanya persepsi para elit dalam mengkalkulasikan keuntungan yang lebih banyak didapatkan Selandia Baru bila bergabung dalam TPPA jika dibandingkan kerugiannya. Adapun aspek eksternal yang mempengaruhi yaitu keberadaan Amerika Serikat dalam TPPA dijadikan sebagai acuan strategi Selandia Baru, serta struktur sistem internasional yang mendorong Selandia Baru untuk dapat berkompetisi dalam perekonomian global. Maka dari itu bergabungnya Selandia Baru dalam keanggotaan TPPA merupakan bentuk penerapan dari concordance strategy