Daftar Isi:
  • Dalam sejarah negara bangsa, tidak dipungkiri bahwa Timor Leste sebagai sebuah negara baru dihadapkan kepada berbagai tantangan multidimensional di dalam masa transisinya PBB. Menyadari keterbatasan yang dihadapi dengan berbagai persoalan internal yang menimpa Timor Leste ada ketakuatan dari pihak Timor Leste terhadap intervensi asing yang mengancam kedaulatannya, Timor Leste berupaya untuk mengamankan kepentingan politik dan ekonomi dari negara-negara besar di sekililingnya seperti Australia dan Indonesia. Untuk tujuan tersebut, sebagai negara baru, negara ini kemudian membentuk sebuah institusi militer untuk melindungi diri dari ancaman eksternal. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan sebuah konflik antara sipil dengan Militer. Penelitian ini termasuk jenis penelitian Deskriptif. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode dokumentasi. Berdasarkan analisis penelitian maka penulis memperoleh kesimpulan bahwa Krisis yang terjadi pada bulan Januari 2006 merupakan krisis mengenai sejumlah tentara mengajukan sebuah petisi kepada para pimpinan tertinggi pemerintahan, menuduh adanya perlakuan diskriminasi di dalam tubuh angkatan bersenjata.Semua pelaku utama di dalam krisis yang sedang terjadi adalah anggota atau mantan anggota FRETILIN (Frente Revolucioniria de Timor- Leste Independente) Pro-kemerdekaan dan sosialis. Dari krisis politik tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penyebab utama yang paling serius yaitu “perpecahan politik” yang terjadi di dalam sektor keamanan, tak hanya antara tentara dan polisi, tetapi juga terjadi dalam tubuh masing-masing institusi keamanan. Krisis tahun 2006 dan manifestasi kekerasan serta ketidakstabilan politik yang masih tetap berlanjut telah menarik perhatian terhadap kedudukan dan keadaan mengenaskan dari pemuda di Timor-Leste pasca kemerdekaan. Saran yang dapat diberikan pada penelitian yaitu sistem politik demokratis yang baru dijalankan di Timor Leste harus berjalan beriringan. Oleh karena itu rekonsiliasi antar pihak-pihak yang terlibat konflik menjadi penting untuk mewujudkan perdamaian yang berjangka panjang di Timor Leste.