Daftar Isi:
  • Etnis Rom atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gipsy merupakan etnis minoritas dengan jumlah tertinggi di Eropa. Etnis ini adalah etnis yang seringkali mendapat perlakuan seperti diskriminasi dan segregasi dari masyarakat di tiap tempat mereka tinggal. Perbedaan identitas dan budaya mereka yang menjadi akar dari permasalahan diskriminasi yang tak kunjung usai. Etnis Rom kemudian menjadi ancaman sosial bagi negara-negara anggota Uni Eropa terutama Spanyol, karena dapat menimbulkan ketidakstabilan kondisi sosial. Spanyol menjadi satusatunya negara anggota Uni Eropa yang berhasil mencapai hasil yang positif dalam mengintegrasi etnis ini. Hal ini dikarenakan upaya yang dilakukan Spanyol adalah manipulasi identitas melalui nilai-nilai budaya di dalam Flamenco terhadap etnis Rom dan menerapkan sistem Pendidikan Multikultural agar nantinya pembentukan identitas ini mendorong terciptanya suatu norma domestik berupa penghargaan terhadap etnis minorotas dan pada gilirannya mempengaruhi tindakan,kepentingan nasional dan kebijakan Spanyol sehingga integrasi mudah diwujudakan. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah eksplanatif. Teori yang digunakan yaitu Kontruktivisme menurut Peter J. Katzenstein yang memposisikan Norma, Identitas dan Budaya dalam menentukan perilaku suatu negara dan mempengaruhi kebijakannya. Hasil penelitian ini adalah Spanyol menjadi satu-satunya negara yang berhasil mengintegrasi etnis Rom karena menggunakan cara berbeda dan unik bila dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya. Nilai sejarah yang sudah terkonstruksi antara etnis Rom dan penduduk Spanyol dibuktikan dengan adanya pengakuan dan penetapan Flamenco yang berasal dari tradisi kebudayaan etnis Rom sebagai identitas budaya Spanyol. Selain itu Pendidikan Multikultural dijadikan media untuk mendorong adanya dialog buadaya antar etnis Rom dan Spanyol sehingga memunculkan norma-norma penghargaan terhadap etnis minoritas dan keserasian antar mereka.