ANALISIS SEMIOTIK PERSEPSI ROCKY GERUNG TERHADAP FENOMENA HOAX DI INDONESIA (Study pada Acara Indonesia Lawyers Club “Hoax Vs. Kebebasan Berpendapat” Edisi 17 januari 2017)
Main Author: | MaÂ’afi, Alif Miftahul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/35437/1/jiptummpp-gdl-alifmiftah-49576-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/35437/2/jiptummpp-gdl-alifmiftah-49576-2-bab1.pdf http://eprints.umm.ac.id/35437/3/jiptummpp-gdl-alifmiftah-49576-3-bab2.pdf http://eprints.umm.ac.id/35437/4/jiptummpp-gdl-alifmiftah-49576-4-bab3.pdf http://eprints.umm.ac.id/35437/ |
Daftar Isi:
- Seiring dengan pesatnya arus informasi yang keluar masuk, ditambah dengan teknologi yang semakin maju dan mempermudah pembaca berita untuk mengaksesnya. Tidak terfokus pada berita cetak, namun adanya internet mempermudah semuanya. Akses informasi yang masukpun beragam, dari yang sesuai fakta sampai dengan innformasi yang palsu. tvOne menghadirkan Indonesia Lawyers Club dengan tema “hoax Vs. kebebasan berpendapat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotik oleh Roland Barthes menggunakan signifikasi 2 tahap, penelitian ini berfokus pada tiga elemen yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Sesuai dengan bentuk pendekatan kualitatif maka Tahapan analisisnya adalah sebagai berikut: data diambil dari youtube yang menayangkan ulang siaran ILC, kemudian setiap data yang ada diteliti dengan pendekatan kualitatif dan dianalisis dengan elemen denotasi, konotasi dan mitos. Hasil analisis dikelolah kembali dalam bentuk data yang lebih ringkas. Hasil penelitian dan analisa data menunjukkan bahwa statement dari Rocky Gerung mengungkapkan dalang dibalik fenomena hoax di Indonesia tidak berkisar pada rakyat saja, tetapi pemerintah adalah tokoh utama yang mempunyai kesempatan lebih. Peluang yang dimiliki pemerintah didukung oleh banyak faktor. ketakutan dari fenomena ini adalah bergantinya rezim baru yang bersifat otoliterian. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah hoax merupakan karya yang mampu dibuat oleh pemerintah, pemerintah mempunyai kuasa penuh dalam pengendalian arus informasi, basic informasi dan inteligen yang dimiliki pemerintah merupakan bahan dalam membuat berita palsu, pengendalian pemikiran, pengendalian informasi akan menciptakan rezim baru.