Daftar Isi:
  • Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pertelevisian lokal memiliki korelasi positif dengan terhambatnya perkembangan pertelevisian lokal. Demikian halnya dengan Malang TV yang merupakan televisi lokal pertama yang hadir di Malang Raya. Para wartawan di Malang TV dapat digolongkan sebagai jurnalis senior. Namun dalam mengkonstruksi sebuah pemberitaan, tulisan yang dibuat belum sempurna terutama alur pikir dalam membuat sebuah narasi belum dikonstruksi dengan baik. Maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana profesionalitas pemberitaan di Malang TV? Pendekatan teori dalam penelitian ini adalah teori profesionalisme merupakan suatu sikap, tingkah laku, serta kemampuan untuk menunjukkan suatu kualitas dan kompetensi sebagai suatu profesi. Mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai profesinya, untuk suatu lembaga yang bersangkutan dengan profesinya harus tersedia secara memadai. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengambilan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisi model interaktif Miles, Matthew dan Huberman. Sementara itu untuk menguji keabsahannya menggunakan triangulasi sumber yang dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan dokumentasi Hasil penelitian menunjukan bahwa profesionalitas pemberitaan di Malang TV yang pertama berdasarkan kemampuan wartawan dalam penyiaran berita yaitu sudah sesuai dengan fakta dilapangan, terkini dan berimbang. Pengaturan tayangan berita juga berdasarkan struktur yang benar. Yang kedua dalam menganalisis kebenaran berita dilakukan melalui sumber terpercaya. Dengan melakukan pencarian data sebanyak-banyaknya untuk kevalidasian data, walaupun kadang narasumber pasif dan tidak terlalu banyak berbicara. Ketiga mencari narasumber dan ahli yang sesuai dengan bidangnya. Mempunyai ijazah dan sertifikat tertentu. Perlindungan sumber berita dengan menyebut inisial nama maupun foto yang diburamkan. Yang keempat mengenai perilaku etis para wartawan yang sudah independen, jujur, objektif dan faktual. Sesuai dengan kode etik yang berlaku. Untuk penayangan berita murni dan blocking time sudah dikemas semenarik mungkin. Dan terakhir berdasarkan pemahaman pengkriteriaan berita, para wartawan sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mengandung news value untuk mengedukasi masyarakat. Pengkriteriaan berita ditentukan melalui rapat redaksi sebelum liputan.