PENGGUNAAN TGT DENGAN MEDIA PATUNG PENA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PECAHAN SISWA KELAS 3 SDN 3 CAKUL TRENGGALEK

Main Author: PRIYATMOKO, EFRY DWI
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/34868/1/jiptummpp-gdl-efrydwipri-46633-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/34868/2/jiptummpp-gdl-efrydwipri-46633-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/34868/
Daftar Isi:
  • Keyword : TGT , Patung Pena, Pecahan sederhana Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di kelas III SDN 3 Cakul Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek, ditemukan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kompetensi mengenal pecahan sederhana. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dilakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan TGT Dengan Media Patung Pena untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pecahan Sederhana Siswa Kelas 3 SDN Cakul 3 Trenggalek”: Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui penerapan metod TGT dengan media patung pena dalam pembelajaran matematika tentang mengenal pecahan sederhana pada siswa kelas III SDN 3 Cakul Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek. (2) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan penerapan metode TGT dengan media patug pena dalam pembelajara matematika tentang mengenal pecahan sederhana pada siswa kelas III SDN 3 Cakul Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Desain penelitian tindakan kelas yang digunakan, dari Hopkins. Taggart melalui empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) Observasi, (4) refleksi. Subyek penelitian ini adalah 15 siswa kelas III SDN 3 Cakul Kec. Dongko Kab. Trenggalek. Instrumen yang digunakan meliputi lembar wawancara, observasi guru, observasi siswa, dokumentasi, dan soal evaluasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan kuantitatif dan kualitatif deskriptif. Hasil belajar siswa pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus I, siswa yang tuntas memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), yaitu: 65 mencapai 6 siswa atau 40% dan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 65 sebesar 9 siswa atau 60%. Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan terdapat 12 siswa atau 80% yang tuntas memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan dan 3 siswa atau 20% belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan. Pada ketuntasan klasikal siklus I, siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 40%, sedangkan pada siklus II siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 80%. Hal ini membuktikan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan mengenal pecahan sederhana dasar, dari 40% (Kurang) menjadi 80% (baik).