PENGGUNAAN SOSIOMETRI UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN SOSIAL ANAK USIA SEKOLAH DASAR DENGAN TEMAN SEBAYA PADA KELAS 3 DI SD MUHAMMADIYAH 4 BATU
Main Author: | PATMAWATI, DEWI JUNI |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/34863/1/jiptummpp-gdl-dewijunipa-46651-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/34863/2/jiptummpp-gdl-dewijunipa-46651-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/34863/ |
Daftar Isi:
- Keyword : Hubungan Sosial, Teman Sebaya, Sosiometri Hubungan sosial adalah cara individu berinteraksi terhadap orang disekitarnya dan bagaimana hubungan itu berpengaruh terhadap kehidupan dirinya. Namun ternyata hubungan sosial memiliki dampak positif dan negatif pada anak yang dapat dilihat dengan menggunakan sosiometri. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki dua rumusan masalah yaitu: (1) Bagaimana hubungan sosial anak dengan teman sebaya pada kelas 3 di SD Muhammadiyah 4 Batu? (2) Bagaimana dampak hubungan sosial anak kelas 3 di SD Muhammadiyah 4 Batu dengan teman sebayanya?. Adapaun tujuan penelitian yaitu: (1) Mendeskripsikan hubungan sosial anak dengan teman sebaya pada kelas 3 di SD Muhammadiyah 4 Batu, (2) Mengetahui dampak hubungan sosial anak pada kelas 3 di SD Muhammadiyah 4 Batu dengan teman sebayanya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Peneliti mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk kata-kata. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 SD Muhammadiyah 4 Batu. Sumber data diperoleh dari teknik angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah model Mile dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hubungan sosial yang terjalin pada siswa kelas 3 SD Muhammadiyah 4 Batu adalah baik. Siswa secara menyeluruh diterima oleh teman sebayanya walaupun beberapa dilakukan berbeda dari teman sebaya lainnya; (2) Dampak positif dan negatif dari penerimaan dan penolakan sosial di SD Muhammadiyah 4 Batu adalah siswa yang diterima dapat bergabung dengan teman sebayanya ketika bermain, sedangkan siswa yang mengalami penolakan lebih banyak menghabiskan waktunya sendiri.