PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED

Main Author: NurmuÂ’alifah, Khoiri NafiÂ’atul
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/34782/1/jiptummpp-gdl-khoirinafi-46366-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/34782/2/jiptummpp-gdl-khoirinafi-46366-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/34782/
Daftar Isi:
  • Keyword : Profil, Berpikir Kritis, TSTS, Open Ended Berdasarkan hasil observasi, peneliti memperoleh gambaran mengenai situasi pembelajaran di kelas. Guru menyampaikan materi sementara siswa mencatat materi dan mengerjakan soal. Ketika mengerjakan soal siswa lebih cenderung menghafal dan meniru langkah-langkah penyelesaian yang diberikan daripada memahami konsep, sehingga siswa kurang terbiasa dalam berpikir kritis. Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui profil berpikir kritis siswa kelas XII IPA 1 Diponegoro pada model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan pendekatan open ended. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil berpikir kritis siswa pada model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan pendekatan open ended. Jenis penelitian ini berupa penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA 1 SMA Diponegoro Tumpang dengan jumlah 23 siswa. Dari semua siswa yang mengikuti tes, di ambil 6 siswa untuk menjalankan serangkaian wawancara. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil berpikir kritis siswa pada model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan pendekatan open ended mempunyai tiga kelompok yaitu kemampuan matematika tinggi, sedang dan kurang. Siswa dengan kemampuan matematika tinggi mencakup semua aspek kemampuan berpikir kritis yaitu clarification, assessment, inference, strategies. Siswa dengan kemampuan matematika sedang hanya mencakup aspek kemampuan berpikir kritis clarification, assessment, inference. Sedangkan siswa dengan kemampuan rendah mencakup aspek kemampuan berpikir kritis asessment dan inference saja.