PENGARUH WARNA CAHAYA DAN PENAMBAHAN LAMA PENYINARAN PADA PRODUKSI UMBI MINI KENTANG KULTIVAR GRANOLA DENGAN SISTEM AEROPONIK
Main Author: | Safitri, Citra Karlina Wahyu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/34766/1/jiptummpp-gdl-ayuwulanda-46508-1-1.penda-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/34766/2/jiptummpp-gdl-ayuwulanda-46508-2-3.babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/34766/ |
Daftar Isi:
- Keyword : kentang, spektrum warna cahaya, penambahan lama penyinaran, aeroponik RINGKASAN Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2014 mencatat rata-rata konsumsi kentang di Indonesia mencapai 1.027.845 ton/tahun. Usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Indonesia mengimpor 82.812 ton kentang pada tahun 2008 (Kementrian Pertanian, 2015). Sementara produksi dalam negeri 1.004.041 ton/tahun (Balai Penelitian Sayuran, 2015). Rendahnya produktivitas kentang di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya yaitu rendahnya tingkat pemenuhan benih kentang yang berkualitas dan kondisi lingkungan yang kurang mendukung seperti curah hujan yang tinggi, sehingga tanaman tidak mengalami proses fotosintesis secara sempurna karena kurangnya penyinaran cahaya matahari (Rosliani dan Sumarni, 2005). salah satu upaya untuk mengatasi rendahnya ketersediaan benih kentang di tengah kondisi iklim yang berubah-ubah adalah melakukan penanaman secara aeroponik di dalam Green House. Serta pemberian lampu dapat digunakan untuk memanipulasi cahaya matahari. Berdasarkan hal yang telah dikemukakan, maka perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan teknologi yang tepat dalam upaya peningkatan produksi umbi mini kentang (Solanum tuberosum L.) yang dibudidayakan secara aeroponik melalui pengaturan warna cahaya dan lama penyinaran. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT). Petak utama yaitu perlakuan warna lampu, terdiri dari warna putih, ungu, dan kuning, dan anak petak yaitu lama penyinaran, terdiri dari penambahan lama penyinaran 3 jam dan 5 jam di ulang sebanyak empat kali. Tiap ulangan masing-masing 8 sample, dan jumlah populasi tiap petak 18 stek tanaman kentang. Variabel pengamatan yang diamati meliputi Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, Diameter Batang, Kadar Klorofil, Panjang Akar, Jumlah Umbi, Bobot Umbi, Jumlah Mata Tunas, Diameter Umbi. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji F untuk mengetahui keragaman dari perlakuan. Apabila terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji BNJ dengan taraf 5%. Tidak terjadi interaksi nyata pada perlakuan pengaturan spektrum warna cahaya dan lama penyinaran pada produksi umbi mini kentang Granola. Perlakuan pengaturan spektrum warna cahaya mempunyai pengaruh yang berbeda pada produksi umbi mini kentang Granola dengan sistem aeroponik, perlakuan spektrum cahaya ungu lebih sesui digunakan proses produksi umbi mini untuk dijadikan benih kentang karena umbi yang dihasilkan lebih banyak. Pengaturan penambahan lama penyinaran berpengaruh nyata pada fase vegetatif sedangkan pada produksi umbi mini kentang Granola berpengaruh tidak nyata.