Hubungan Asap Belerang Dengan Keluhan Dry Eye Syndrome Pada Pekerja Tambang Belerang Di Kawah Gunung Ijen Kabupaten Banyuwangi
Main Author: | PAHLEVY, MOHAMMAD IKROM |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/34729/1/jiptummpp-gdl-mohammadik-44071-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/34729/2/jiptummpp-gdl-yushafirap-44584-2-bab1.pdf http://eprints.umm.ac.id/34729/ |
Daftar Isi:
- Keyword : Asap Belerang, Dry Eye Syndrome, Mata ABSTRAK Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (I) dr. Bragastio Sidharta(*), Pembimbing(II) dr. Febri Endra Budi Setyawan(**). Latar Belakang: Dry eye syndrome merupakan suatu kelompok gejala dimana mata terasa tidak nyaman (seperti iritasi, perih, berair, seperti ada pasir, lengket, gatal, pegal, merah, merasa mengantuk, mudah lelah). Udara panas dan kering, polusi udara dapat menjadi faktor terjadinya dry eye syndrome salah satunya seperti pencemaran sulfur dioksida (SO2) yang berasal dari aktivitas industri maupun vulkanik.Kawah Gunung Ijen selalu melepaskan gas vulkanik dengan konsentrasi sulfur yang tinggi dan bau gas yang kadang menyengat dan mengiritasi saluran pernafasan. Tiap harinya banyak penambang yang melakukan proses penambangan tanpa menggunakan alat pengaman. Tujuan: Mengetahui adakah hubungan antara asap belerang dengan keluhan dry eye syndrome pada pekerja tambang belerang di KawahGunung Ijen KabupatenBanyuwangi. Metode: Penelitian ini adalah penelitian Observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian dilakukan pada 76 orang pekerja tambang belerang yang terpapar langsung dengan asap belerang di Kawah Gunung Ijen Kabupaten Banyuwangi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yakni Simple Random Sampling. Hasil Penelitian dan Diskusi: Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari ke-3 variabel independen yakni usia(RX1=0.241 dengan p=0.018), masakerja(RX2=0.209 dengan p=0.035), dan paparan asap belerang(RX3=0.644 dengan p=0.000)lebih kecil dari alpha 0.05, Artinya semakin tua usia seseorang (X1), semakin masa kerja dipertambangan belerang (X2), denganjabatan sebagai penggali belerang dengan resiko yang lebih tinggi dapat terpapar belerang (X3), maka hal ini akan dapat meningkatkan skor OSDI (Y) dengan keluhan dry eye syndrome yang cenderung lebih berat. Kesimpulan: Ada hubungan antara asap belerang dengan keluhan dry eye syndrome pada pekerja tambang belerang di Kawah Gunung Ijen Kabupaten Banyuwangi.