Resistensi Masyarakat Terhadap Program Keluarga Berencana (KB) (Studi di Desa Penambangan Kecamatan Balongbendo Sidoarjo)
Main Author: | Najihah, Dliyaun |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/34631/1/jiptummpp-gdl-dliyaunnaj-46339-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/34631/2/jiptummpp-gdl-dliyaunnaj-46339-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/34631/ |
Daftar Isi:
- Keyword : Resistensi, Masyarakat, Keluarga Berencana (KB) Kebijakan kependudukan di Indonesia telah dimulai sejak zaman Hindia Belanda, salah satu kebijakan dalam bidang kependudukan yaitu program KB. Meskipun program KB di Indonesia diakui keberhasilannya, banyak kritik yang diajukan terhadap keberhasilan Indonesia ini. Kritikan tersebut antara lain adalah menyangkut pelaksanaan KB. Fenomena yang terjadi dilapangan ditemui adanya alasan sebagai berikut: 1) Masyarakat lebih memilih KB sebagai pengaturan kelahiran bukan sebagai pembatasan; 2) Masyarakat lebih memilih tidak menggunakan KB berdasarkan tuntutan Al-Qur’an; 3) Masyarakat lebih memilih tidak menggunakan KB agar menghambat konspirasi negara Barat yang lebih membatasi pada umat islam; 4) Masyarakat lebih memilih tidak menggunakan KB dikarenakan mereka lebih mampu secara ekonomi. Fokus penelitian ini untuk mengetahui tentang alasan dan bentuk resistensi masyarakat di Desa Penambangan Kecamatan Balongbendo Sidoarjo. Berdasarkan teori Everyday Resistance yang dikemukakan oleh James Scott adalah perjuangan yang biasa-biasa saja, namun terjadi terus-menerus (Alisjahbana, 2005:37-38) seperti malas, pasif, kesalahpahaman, ketidaksetiaan, fitnah, menghindari, sarkasme, melarikan diri dan pencurian. Kedua yaitu Bonus Demografi yaitu pertumbuhan ekonomi dipercepat yang mungkin timbul dari penurunan angka kematian. Teori fertilitas dan mortalitas, mortalitas diartikan sebagai kematian yang terjadi pada anggota penduduk Lembaga Demografi FE UI (2010:73) sedangkan fertilitas terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan tanda-tanda kehidupan (Mantra, 2006:82). Sedangkan metode penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi, serta analisa data model interaktif (Milles danHuberman) yaitu pengumpulan data, reduksi data dan penggambaran kesimpulan. Berdasarkan dari hasil penelitian terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi resistensi masyarakat di Desa Penambangan Kecamatan Balongbendo Sidoarjo yaitu faktor budaya, faktor kepercayaan, faktor efek samping, faktor ekonomi, dan faktor izin suami. Bentuk resistensi yang dilakukan adalah 1) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi Sama Sekali; 2) Akseptor berhenti menggunakan alat kontrasepsi; 3) Akseptor berhenti menggunakan alat kontrasepsi; dan 4) Tidak Menghadiri Sosialisasi Program KB yang diadakan di desa Penambangan.. Sedangkan alasan resistensi sebagai berikut 1) Tradisi; 2) Faktor Kemampuan; 3) Larangan Agama; 4) Rezki sudah diatur; 5) Kepentingan pribadi; dan 5) Tidak sependapat dengan “Dua Anak Cukup”.