Makna Budaya Belis Dalam Perkawinan Adat Bagi Masyarakat (Studi Di Kecamatan Witihama Kabupaten Flores Timur)

Main Author: Wahyuningsih, Sri
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/34186/1/jiptummpp-gdl-sriwahyuni-45661-1-pedahulu-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/34186/2/jiptummpp-gdl-sriwahyuni-45661-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/34186/
Daftar Isi:
  • Keyword : Makna, Budaya Belis, Masyarakat ABSTRAKSI Belis (mahar) merupakan suatu benda yang diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan sebagai mas kawin dalam suatu pernikahan. Belis yang digunakan masyarakat witihama dalam perkawinan adat adalah Gading Bala. Rumusan masalahnya adalah bagaimana makna budaya belis dalam perkawinan adat bagi masyarakat di Kecamatan Witihama Kabupaten Flores Timur. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik penentuan subyek penelitian yakni purposive sampling dengan subyek penelitian sebanyak 3 orang subyek dan 9 informan. Metode pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Dan juga Uji keabsahan data yang digunakan adalah tringulasi dengan sumber. Teori yang digunakan untuk menganalisa penelitian ini adalah teori interaksi simbolik yang digagas oleh Herbert Blummer yaitu “cara pandang aktor”. Suatu makna terjadi karena adanya interaksi antara manusia satu dan manusia lainnya sehingga muncul suatu makna dalam kehidupan masyarakat. Kesimpulan dari makna belis dalam perkawinan adat adalah sebagai penghargaan tertinggi terhadap perempuan yang akan dinikahi, hubungan timbal balik antara kedua rumpun keluarga, solidaritas secara intern dari kerabat istri ke kerabat suami sebagai wujud dari kekerabatan baru, dan memiliki nilai soaial budaya.