RESISTENSI PAGUYUBAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEMBANGUNAN MALL DINOYO CITY (Studi di Paguyuban Pedagang Pasar Dinoyo Kota Malang)
Main Author: | MUSLIMIN, IKHWANUL |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/33756/1/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/33756/ |
Daftar Isi:
- Keyword : Pasar Tradisonal, Paguyuban, Pedagang. ABSTRAK Kebijakan pemerintah kota Malang yang akan merubah peruntukan pasar tradisional ke pasar modern (mall) dengan cara bekerja sama dengan investor dalam hal ini PT. Citra Gading Aritama mendapat perlawanan dari para pedagang tradisional yang sebelumnya, para pedagang beralasan telah berjualan di pasar tradisional Dinoyo tersebut telah lama, para pedagang juga beralasan tetap membayar retribusi ke pemerintah kota Malang. Untuk mengorganisir diri para pedagang bersatu dalam melakukan penolakan rencana pemerintah kota tersebut mereka bersepakat untuk membentuk paguyuban yang dinamakan dengan Persatuan Pedagang Pasar Dinoyo Kota Malang (P3DKM) kemudian melakukan beberapa aksi seperti protes, demonstrasi, melaporkan kebijakan pemerintah kota, meminta dukungan telah dilakukan oleh para pedagang untuk mendapatkan haknya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah resistensi paguyuban pedagang pasar tradisional terhadap pembangunan mall Dinoyo city. Metodelogi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodelogi kualitatif. Simpulan dari penelitian ini Bentuk-bentuk resistensi paguyuban pedagang pasar tradisional Dinoyo dalam pembanguan mall Dinoyo city untuk merubah dan mempengaruhi kebijakan pemerintah kota belum dapat terwujud meskipun telah di upayakan secara bersama-sama oleh para pedangang yang tergabung dalam paguyuban persatuan pedagang pasar tradisional Dinoyo kota Malang. Terbatasnya sumberdaya manusia di dalam melakukan tuntutan kepada pemerintah kota membuat para pedagang yang tergabung dalam paguyuban harus di dampingi oleh bebberapa kalangan baik itu akademisi, LSM, dan organisasi-organisasi lainnya. Tidak adanya transparansi dari pemerintah kota terkait dengan rencana nasib para pedagang kedepannya membuat para pedagang geram dan konfliknya menjadi larut yang pada akhirnya mall Dinoyo city tetap di bangun dan telah di buka.