HIPERREALITAS MALL BAGI PENGUNJUNG Studi Hiperrealitas Mall Tunjungan Plaza di Surabaya
| Main Author: | Sari, Arfina Novita |
|---|---|
| Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
| Bahasa: | eng |
| Terbitan: |
, 2016
|
| Subjects: | |
| Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/33753/1/jiptummpp-gdl-arfinanovi-43381-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/33753/2/jiptummpp-gdl-arfinanovi-43381-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/33753/ |
Daftar Isi:
- Keyword : Hiperrealitas, Mall, Kota Surabaya ABSTRAK Fenomena banyaknya pusat perbelanjaan modern atau mall sebanyak 22 mall yang sudah beroperasi dan tersebar di wilayah Kota Surabaya. Mall di Kota Surabaya sudah banyak memakan tempat dan mengakibatkan ruang terbuka hijau yang semakin minim. Salah satu mall di kawasan pusat Kota Surabaya dan menjadi icon Kota Surabaya baik dari segi bangunan, gemerlapnya lampu, dan barang yang ada di dalam mall, yaitu mall Tunjungan Plaza. Mall ini mengalami perkembangan pesat dan secara tidak tampilan yang diberikan merepresentasikan ke dalam dunia hiperrealitas. Pengunjung mall Tunjungan Plaza dimudahkan dengan berbagai fasilitas, pelayanan, hingga produk-produk yang lengkap mulai dari barang bermerk dalam negeri maupun luar negeri. Desain bangunan menyerupai gedung pencakar langit untuk menarik pengunjungnya. Jenis penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode yang meneliti fenomena baik fenomena alam maupun fenomena buatan dengan menjelaskan keadaan objek. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan penelitian sebanyak sembilan (9) orang. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik accidental sampling, informan dipilih secara acak. Teknik analisa data yang digunakan yaitu, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori Hiperrealitas Jean Baudrillard dengan lima (5) konsep yaitu, tanda, fashion, simulasi, simulacra, citra. Hiperrealitas adalah realita semu, realita yang ditampilkan bukan realita asli. Pemilik mall menjadikan Kota Surabaya seperti Kota Jakarta dengan memperluas bisnisnya melalui peningkatan jumlah mall. Hal ini mempermudah masyarakat Kota Surabaya untuk memenuhi kebutuhan yang tersedia secara lengkap di mall. Proses ini merupakan hiperrealitas.