ANALISA BANGUNAN BERTINGKAT TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM GANDA BERDASARKAN SNI 1726 2012 (STUDI KASUS : HOTEL PATTIMURA MALANG)
Main Author: | Iswondo, Andrianus |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/33481/1/jiptummpp-gdl-andrianusi-43471-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/33481/2/jiptummpp-gdl-andrianusi-43471-2-bab-1.pdf http://eprints.umm.ac.id/33481/ |
Daftar Isi:
- SNI 1726:2012 merupakan revisi dari SNI 1726:2002, dimana dengan ditetapkannya SNI 1726:2012 maka standar ini menyempurnakan SNI 1726:2002. Peraturan sebelumnya mendasarkan gempa rencana yang ditetapkan yaitu sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati besarannya selama umur struktur tersebut 50 tahun adalah 10%. Sedangkan peraturan yang baru mendasarkan gempa rencana sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati besarannya selama umur struktur tersebut 50 tahun adalah 2%. Peraturan baru sudah tidak lagi menggunakan 6 wilayah gempa yang digunakan dalam peraturan lama. Hal ini mengakibatkan bahwa setiap tempat di Indonesia memiliki respons spektrum yang berbeda sebagai akibat dari perbedaan nilai percepatan puncaknya. SNI 1726:2012 juga membagi sistem penahan lateral akibat beban gempa maupun beban angin ke dalam 6 macam sistem. Salah satunya adalah sistem ganda, sistem ini merupakan kombinasi antara sistem rangka pemikul momen dan dinding geser, dimana beban gravitasi dipikul oleh sistem rangka pemikul momen, dan beban lateral dipikul oleh kombinasi keduanya. Diharapkan dengan sistem ini, kombinasi antara sistem rangka pemikul momen dan dinding geser menghasilkan nilai simpangan yang memenuhi simpangan ijin berdasarkan SNI 1726:2012. Dalam analisis ini meninjau Hotel Pattimura yang terdiri dari 9 lantai termasuk basement dengan ketinggian total struktur 32.292 meter. Hasil output dari analisis ini berupa perbandingan simpangan antara kondisi eksisting gedung dengan kondisi rencana gedung. Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh nilai simpangan terbesar gedung dengan kondisi eksisting sejauh 0.9621 cm sedangkan gedung dengan kondisi rencana memiliki simpangan sejauh 0.3446 cm. Hasil analisis ini membuktikan bahwa nilai simpangan gedung dengan kondisi eksisting lebih besar dari nilai simpangan gedung dengan kondisi rencana. Sesuai dengan persyaratan nilai simpangan ijin sebesar 0.020 h (dimana h merupakan tinggi tingkat), kedua struktur berbeda kondisi ini menghasilkan nilai simpangan yang tidak melebihi batas simpangan ijin yang disyaratkan.