PENERAPAN MODEL METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RSUD NGUDI WALUYO WLINGI KABUPATEN BLITAR
Main Author: | MADITA, ALFAN |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/33215/1/jiptummpp-gdl-alfanmadit-44293-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/33215/2/jiptummpp-gdl-alfanmadit-44293-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/33215/ |
Daftar Isi:
- Keyword : MAKP (Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional) ABSTRAK Ainur Rofieq, Edi Purwanto Latar belakang: Berkembangnya sistem informasi dan teknologi dalam menghadapi era globalisasi memberikan dampak positif bagi pola pikir masyarakat, terutama pada bidang kesehatan. Pelayanan keperawatan merupakan ujung tombak dalam bidang kesehatan. Tingginya tuntutan masyarakat dalam sistem pelayanan keperawatan perlu adanya perubahan. Salah satu pelaksanaan perubahan adalah memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dengan manajerial keperawatan yang andal yaitu dengan menerapkan model metode asuhan keperawatan professional. Metode: Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus kualitatif design dengan studi dokumen, wawancara, dan diskusi. Penelitian ini dilakukan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar. Partisipan dalam penelitian ini adalah 1 partisipan kepala ruang, 2 partisipan ketua tim, dan 1 partisipan perawat pelaksana. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Teknik analisa data menggunakan teknik analisa data Miles dan Huberman. Hasil: Sebagian besar komponen dalam penerapan MAKP sudah dilaksanakan, akan tetapi terdapat kendala dalam komponen penerapan MAKP diantaranya pada komponen perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan. Kendala dalam penerapan MAKP yaitu terdapat pada komponen pengorganisasian dan pemberian asuhan keperawatan, kendala terjadi disebabkan kurangnya tenaga keperawatan, pada komponen pengorganisasian juga terdapat kendala kurangnya set rawat luka dan EKG. Strategi untuk mengatasi kendala yaitu perawat merangkap jabatan selain menjadi ketua tim juga menjadi wakil kepala ruang, kemudian katim juga ikut menangani pasien, untuk kendala kurangnya alat yaitu mengatur penggunaan set rawat luka dan meminjam alat EKG di ruang lain. Kesimpulan: Meskipun dalam penerapan MAKP terdapat kendala, pelaksanaanya masih bisa berjalan dengan cara mengatur tugas tenaga keperawatan dan mengatur beberapa alat yang kurang.