HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR, MOTORIK HALUS, SOSIAL, DAN BAHASA PADA BALITA USIA 4-5 TAHUN DI WILAYAH PUSKESMAS SUMBERMANJING KULON KABUPATEN MALANG

Main Author: HIDAYATI, FRIDA DYLLA
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/33023/1/jiptummpp-gdl-fridadylla-43650-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/33023/2/jiptummpp-gdl-fridadylla-43650-2-bab1.pdf
http://eprints.umm.ac.id/33023/
Daftar Isi:
  • Keyword : Pengetahuan, Perkembangan Motorik Kasar, Motorik Halus, Sosial, dan Bahasa ABSTRAK Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, Pembimbing: (I) Pertiwi Febriana Chandrawati* (II) Indah Serinurani Effendi** Perkembangan balita dipengaruhi oleh faktor fisiko-bio-psiko-sosial, salah satunya adalah pengetahuan. Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang bulan Januari sampai Maret 2015, deteksi dini tumbuh kembang yang terendah adalah Puskesmas Sumbermanjing Kulon yaitu sebesar 58 balita dari 462 balita. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan orang tua dengan perkembangan motorik kasar, motorik halus, sosial, dan bahasa pada balita usia 4-5 tahun di wilayah Puskesmas Sumbermanjing Kulon Kabupaten Malang. Analitik observasional dengan desain cross sectional. Sampel dipilih secara simple random sampling. Analisis data dilakukan dengan uji Spearman, bermakna bila p < (0,05). Terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat pengetahuan orang tua dengan perkembangan motorik halus, sosial, dan perkembangan secara keseluruhan pada balita usia 4-5 tahun, terlihat dari signifikansi p (0,000) < (0,05). Tingkat pengetahuan orang tua yang rendah merupakan faktor risiko terjadinya keterlambatan perkembangan pada balita (nilai OR: 33,912; 95%CI: 7,316-157,199). Terdapat korelasi yang signifikan antara pengetahuan orang tua dengan perkembangan keseluruhan pada balita dengan didapatkan nilai OR 33,912 yang berarti bahwa balita dengan orang tua yang berpengetahuan rendah memiliki risiko 34 kali lebih besar untuk terjadi keterlambatan perkembangan.