STUDI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN INFEKSI OPORTUNISTIK TUBERKULOSIS (Penelitian di RSUD dr. Saiful Anwar Malang) PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016

Main Author: MAHFUDHOH,
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/32885/1/jiptummpp-gdl-mahfudhoh2-44553-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/32885/2/jiptummpp-gdl-mahfudhoh2-44553-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/32885/
Daftar Isi:
  • Keyword : HIV/AIDS, Infeksi Oportunistik, Tuberkulosis, Obat Anti Tuberkulosis ABSTRAK Pembimbing : Hidajah Rachmawati, Jainuri Erik Pratama Latar Belakang: Infeksi Oportunistik (IO) tuberkulosis merupakan IO paling umum penyebab 1/3 kematian pada orang yang hidup dengan HIV di dunia. IO tuberkulosis disebabkan oleh infeksi M. Tuberculosis, ditularkan melalui droplet nuklei di udara dan terjadi pada pasien yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang mengalami penurunan sistem imun parah. Terapi yang diberikan pada pasien dengan IO tuberkulosis adalah Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Prinsip dasar pengobatan tuberkulosis pada pasien HIV/AIDS sama seperti pada pasien yang tidak terinfeksi HIV. OAT lini pertama terapi IO tuberkulosis meliputi rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol dan streptomisin. Tujuan: untuk mengetahui pola penggunaan OAT pada pasien HIV/AIDS dengan IO tuberkulosis dewasa di instalasi rawat inap meliputi bentuk, dosis, rute pemberian dan efek samping OAT yang terjadi. Metode: Penelitian ini bersifat observasional dengan metode retrospektif pada pasien rawat inap HIV/AIDS dengan IO tuberkulosis dewasa periode 1 Januari 2015 sampai 31 Desember 2015. Hasil dan Kesimpulan: Pengobatan TB kategori-1 sebanyak 28 pasien (82%), kategori-2 sebanyak 5 pasien (15%) dan pengobatan MDR-TB 1 pasien (3%). Bentuk OAT yang digunakan yaitu 4 KDT, 2 KDT, KDT+Streptomisin, KDT+Etambutol dan non KDT. OAT non KDT yang paling banyak diberikan adalah R/H/Z/E 1x (450/300/1000/750) mg PO sebanyak 8 pasien (37%). Efek samping penggunaan OAT yang paling banyak terjadi pada pasien adalah peningkatan serum transaminase (47%). Penggunaan OAT yang diberikan pada pasien HIV/AIDS dengan IO tuberkulosis terkait dengan bentuk, dosis dan rute pemberian telah sesuai Pedoman Nasional Program Pengendalian Tuberkulosis KEMENKES RI 2014.