KEPUASAN KLIEN TERHADAP PELAYANAN INFORMASI OBAT SECARA SWAMEDIKASI (Studi Beberapa Apotek di Wilayah Kecamatan Belimbing Kota Malang)
Main Author: | AFFANDI, RIZAL |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/32321/1/jiptummpp-gdl-s1-2011-rizalaffan-23591-PENDAHUL-N.pdf http://eprints.umm.ac.id/32321/2/jiptummpp-gdl-s1-2011-rizalaffan-23591-BAB%2B1.pdf http://eprints.umm.ac.id/32321/ |
Daftar Isi:
- Swamedikasi adalah langkah pertama untuk mengobati penyakit. Berdasarkan filosofi asuhan kefarmasian, apoteker memiliki peran dalam swamedikasi untuk menyediakan layanan informasi obat untuk menjamin terapi yang sesuai. Kepuasan klien adalah salah satu indikator untuk mengevaluasi layanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan klien terhadap pelayanan informasi obat dalam swamedikasi di apotek di Kecamatan Belimbing Kota Malang yang menggunakan lima variabel kualitas pelayanan. Variabel tersebut adalah kehandalan, tanggap, kepastian, empati, dan bukti fisik. Cross sectional study dilakukan dengan mengumpulkan data dari 100 klien yang melakukan swamedikasi di apotek di Kecamatan Belimbing kota Malang menggunakan kuisoner. Apotek dipilih secara purposive sampling. Data dianalisis dengan Importance and performance Matrixs. Kepuasan klien diukur dari perbedaan nilai indeks kinerja dengan nilai indeks kepentingan. Hasil penelitian ini dibagi menjadi empat kuadran. Kuadran pertama, faktor-faktor yang dianggap penting oleh klien tetapi pada kenyataannya faktor - faktor ini belum sesuai seperti yang diharapkan kien, meliputi pemberian informasi tentang efek yang ditimbulkan akibat penggunaan obat dan kapan obat tersebut harus segera dibuang/tidak boleh digunakan lagi. Kuadran kedua, faktor-faktor yang dianggap penting oleh pasien dan faktor-faktor tersebut dianggap sudah sesuai dengan yang dirasakan oleh klien, meliputi pemberian informasi tentang nama obat, Kekuatan obat, Kegunaan obat, aturan pakai obat, petugas apotek menanggapi pertanyaan klien dengan baik, petugas apotek memberikan kesempatan klien bertanya apabila ada hal-hal yang kurang jelas, petugas apotek melayani klien dengan ramah, petugas apotek melayani klien dengan sopan, petugas apotek memberikan informasi yang dapat di percaya , petugas apotek memberikan informasi dengan bahasa yang mudah dimengerti, petugas apotek melayani klien dengan berpenampilan rapi. Kuadran ketiga, faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh klien dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu baik meliputi, cara kerja obat yang digunakan, aktivitas yang harus dikurangi selama meminum obat, obat lain yang harus dihindari selama minum obat, makanan yang harus dihindari selam minum obat, petugas menyarankan kapan harus kedokter, petugas apotek memberikan informasi sebelum klien bertanya, petugas apotek mengkonfirmasi kembali tentang kejelasan informasi yang diberikan, tersedia konsultasi yang cukup pribadi untuk memberikan informasi obat kepada klien. Kuadran keempat, faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh klien dan kinerjanya dianggap berlebihan oleh klien meliputi, cara penyimpanan obat yang benar. Berdasarkan perbedaan nilai indeks kinerja dan nilai indeks kepentingan dalam pelayanan informasi obat di apotek obat sendiri beberapa kabupaten kota Malang Belimbing klien tidak puas dengan pelayanan informasi obat terhadap variabel keandalan,ketanggapan,jaminan,empati,nyata.