RESPON PEMBANTU PENGASUH PADA POLA KEPEMIMPINAN KYAI BADRUDIN ANWAR DALAM PENGEMBANGAN PESANTREN DI PONDOK PESANTREN AN NUR 2 AL MURTADLO BULULAWANG MALANG
Main Author: | HURIN †̃IN, NILTA |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/32055/1/jiptummpp-gdl-s1-2011-niltahurin-21937-Bab%2BI.pdf http://eprints.umm.ac.id/32055/2/jiptummpp-gdl-s1-2011-niltahurin-21937-PENDAHUL-N.pdf http://eprints.umm.ac.id/32055/ |
Daftar Isi:
- Kepemimpinan kyai di pesantren memegang teguh nilai-nilai luhur yang menjadi acuannya dalam bersikap, bertindak dan mengembangkan pesantren. Nilai-nilai luhur menjadi keyakinan kyai dalam hidupnya. Apabila dalam memimpin pesantren bertentangan atau menyimpang dari nilai-nilai luhur yang diyakininya, langsung maupun tidak langsung kepercayaan masyarakat terhadap kyai atau pesantren akan pudar. Karena sesungguhnya nilai-nilai luhur yang diyakini kyai atau umat Islam menjadi ruh (kekuatan) yang diyakini merupakan anugrah dan rahmat dari Allah SWT. Dalam penelitian ini masalah utamanya adalah "Respon Pembantu Pengasuh Pada Pola Kepemimpinan Kyai Badrudin Anwar dan kelebihan dan kekurangan kyai dalam pengembangan pesantren, An Nur 2 Al Murtadlo Bululawang". Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini yaitu: Mendeskripsikan respon pembantu pengasuh pada pola kepemimpinan Kyai Badrudin Anwar dalam mengembangkan pondok pesantren An Nur 2 Al Murtadlo Bululawang Malang dan Mendeskripsikan kekurangan dan kelebihan pola kepemimpinan Kyai Badrudin Anwar dalam mengembangkan pondok pesantren An Nur 2 Al Murtadlo Bululawang Malang. Latar penelitian ini adalah Pondok Pesantren An Nur 2 Al Murtadlo Bulululawang Malang, dengan subyek penelitian yang meliputi pengasuh, pembantu pengasuh (asatid, asatidhah, danpengurus) santri dan pihak-pihak yang berkaitan erat dengan data yang diperlukan. Metode analisanya adalah kualitatif secara deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui interview, observasi dan dokumentasi. Dari analisa yang penulis lakukan, upaya-upaya yang telah dilakukan Kyai Badrudin Anwar dalam pengembangan pesantren menggunakan tipe kepemimpinan. demokratis 1) Dalam pengembangan mengelola sumberdaya manusia, 2)Dalam mengambil kebijakan, 3) Kyai memberikan kebebasan pembantu pengasuh dan santri bagaimana calon santri bisa tertarik belajar dengan pembuatan brosur, selayang pandang, pemberian informasi di inter net. 4) Dalam pengembangan pondok pesantren An Nur 2 yang keberadaannya memang mempersiapkan untuk membangun masyarakat pedesaan yang rata-rata berada pada tingkatan kelas menengah kebawah. 5) Kyai memberikan kesempatan kepada pembantu pengasuh dalam melaksanaan pembelajaran dan pembuatan kelas dengan suasana yang menyenangkan, aktif dan kreatif. Pengembangan dalam melaksanakan pelaksanaan pendidikan. 6)Memilih kepala kantor bertugas mengkoordinir unsur-unsur organisasi pondok pesantren yang berkaitan dengan kegiatan, kesehatan, keuangan, keamanan, ketertiban, dan lain sebagainya. pengembangan kegiatan yang sudah diatur oleh pembantu pengasuh yang dilaksankan setiap hari dan yang sudah di setujui oleh pengasuh dan pembantu pengasuh. Pola kepemimpinan Kharismatik mengadakan pengajian. Pengajian tersebut pada ahad legi (minggu legi) yang dilaksanakan 1 bulan sekali yang pesertanya adalah wali santri dan pengunjung umum. Pola kepemimpinan Otokratis 1) Di lakukan oleh kyai dalam memilih pembantu pengasuh (pengurus pondok) dan 2) Dalam menentukan menyediakan sarana dan prasarana pondok pesantren. Saran-saran untuk khususnya untuk pengasuh/ kyai agar melengkapi yang dibutuhkan oleh pembantu pengasuh dan santri dalam proses pembelajaran dan dan menyalurkan bakat yang dimiliki santri dan menyediakan tenaga pendidik yang profesional. Pembantu pengasuh (asatid, asatidhah, pengurus) agar meningkatkan kinerja yang di amanahkan pengasuh dalam membimbing, memperhatikan santri khususnya yang bermasalah. Perlunya kantor bimbingan konseling yang maksimal dan pembimbingnya dalam bidang konseling. Untuk santri agar menata niat dalam menuntut ilmu agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat. dalam pondok pesantren sehingga dapat mudah menangani santri yang bermasalah.