LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENURUNKAN STRES PADA PENDERITA LUPUS
Main Author: | Niagara, Siska Triana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/31956/1/jiptummpp-gdl-s1-2011-siskatrian-22720-BAB%2BI.pdf http://eprints.umm.ac.id/31956/2/jiptummpp-gdl-s1-2011-siskatrian-22720-PENDAHUL-N.pdf http://eprints.umm.ac.id/31956/ |
Daftar Isi:
- Lupus adalah penyakit kronis dimana kekambuhan atau masa flare up salah satunya dipicu oleh tingginya tingkat stres penderita. Yang mana kemunculan stres disebabkan oleh faktor psikologis. Sehingga diperlukan penanganan stres yang tepat, hal ini diharapkan dapat mereduksi stres dan meminimalisir kekambuhan lupus atau masa flare up pada penderitanya. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dijelaskan bahwa manajemen stres dengan teknik relaksasi otot progresif dapat menurunkan tingkat stres pada penderita penyakit psoriasis dan mampu meminimalisir kekambuhan atau masa flare up psoriasis. Sama halnya dengan lupus, psoriasis adalah penyakit kronis dimana salah satu faktor yang memicu kekambuhan psoriasis adalah tingginya tingkat stres penderita. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui apakah relaksasi otot progresif dapat menurunkan tingkat stres pada penderita lupus. Jenis penelitian yang digunakan adalah case study atau studi kasus. Pelaksanaan terapi dilakukan sebanyak 9 sesi, terdiri dari 4 tahap yaitu tahap pra terapi, terapi, pasca terapi, dan follow up atau tindak lanjut. Metode pengambilan data menggunakan self report tingkat stres dan tingkat keseringan gejala stres, dan wawancara. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada penderita lupus yang merupakan anggota pada yayasan lupus Syamsi Dhuha Foundation, yang berjumlah 2 orang. Penganalisaan data meliputi empat bagian, yaitu bagaimana tingkat dan gejala stres sebelum terapi, kemudian bagaimana tingkat stres selama proses terapi, bagaimana tingkat dan gejala stres setelah terapi dihentikan, dan terakhir bagaimana tingkat dan gejala stres pada tahap follow up. Secara keseluruhan tingkat dan gejala stres kedua subyek mengalami penurunan. Tetapi penurunan tingkat stres yang terjadi pada kedua subyek mengalami perbedaan. Pada IR tingkat stresnya terus mengalami penurunan, walaupun penurunannya sangat kecil. Sedangkan pada EM tingkat stresnya mengalami dinamika naik turun. Terjadinya perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu umur subyek, perbedaan persepsi, dan lamanya subyek menderita penyakit lupus. Untuk kekambuhan lupus atau masa flare up juga mengalami perbedaan pada kedua subyek. EM jarang mengalami kekambuhan lupus atau masa flare up sejak menerapkan relaksasi, tetapi tidak begitu halnya dengan IR. IR masih sering mengalami kekambuhan lupus. Hal ini tidak dipicu oleh stres, melainkan karena faktor kecapekan atau kelelahan fisik.