TEMPER TANTRUM ANAK USIA PRASEKOLAH (STUDI KASUS DI TAMAN KANAK-KANAK PUTERA I BANJARBARU)
Main Author: | MELATI, |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/31837/1/jiptummpp-gdl-s1-2011-melati0981-21732-BAB%2BI.pdf http://eprints.umm.ac.id/31837/2/jiptummpp-gdl-s1-2011-melati0981-21732-Pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/31837/ |
Daftar Isi:
- Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita atau masa anak-anak awal (2-6 th). Pada masa ini benyak permasalahan yang muncul diantaranya temper tantrum yaitu ledakan kemarahan yang kuat. Di tempat penelitian yang diambil oleh peneliti yaitu di TK PUTERA I Banjarbaru, juga terdapat anak yang mengalami masalah temper tantrum. Dalam hal ini para guru juga mengambil tindakan dengan memberikan perhatian lebih kepada anak temper tantrum seperti selalu mengamati perilaku anak selama di kelas dan berusaha menmberikan pengertian kepada anak. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada guru dan orangtua mengenai gambaran bentuk tantrum, penyebabnya, serta tindakan yang diambil guru dalam menangani anak temper tantrum. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisa deskriptif, yaitu teknik analisa dengan menggambarkan, memaparkan dan menjelaskan data-data yang diperoleh. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Subyek berjumlah dua orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, serta dokumentasi. Metode keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber yaitu mencocokkan jawaban (cek dan ricek) dari subyek penelitian dengan guru wali kelas dan orangtua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk temper tantrum yang dialami subyek yaitu seperti menangis, membanting barang, menggulingkan tubuh di lantai, berteriak serta memaki. Penyebab tantrumnya berupa kurangnya perhatian dan kasihsayang orangtua, kondisi keluarga yang kurang harmonis dan rasa menginginkan sesuatu yang bukan miliknya. Untuk itu para guru mengambil tindakan berupa memberikan pengertian dan penjelasan kepada anak tentang perilaku yang kurang baik tersebut.