PENGARUH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) TOPIKAL TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR
Main Author: | BINARSA, DEKA BAGUS |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/31620/1/jiptummpp-gdl-s1-2011-dekabagusb-23734-PENDAHUL-N.pdf http://eprints.umm.ac.id/31620/2/jiptummpp-gdl-s1-2011-dekabagusb-23734-BAB%2B1.pdf http://eprints.umm.ac.id/31620/ |
Daftar Isi:
- Latar Belakang: Secara tradisional, bekicot digunakan oleh masyarakat sebagai obat penyembuh luka. Lendir bekicot yang kaya akan GAG (Acharan sulfate), telah terbukti membantu meningkatkan penyembuhan luka . Acharan sulfate berguna sebagai aktivator biologis untuk menyingkirkan jaringan yang mati dan memperbaharui sel yang sehat. Hal ini dapat memperpendek fase penyembuhan luka sehingga proses penyembuhan luka semakin cepat. Tujuan: Membuktikan pengaruh lendir bekicot (Achatina fulica) topikal terhadap kecepatan penyembuhan luka bakar derajat IIA pada tikus putih (Rattus Norvegicus) Strain Wistar, yang ditandai dengan penurunan luas luka dan peningkatan kontraksi luka. Metode Penelitian: Experimental dengan rancangan penelitian posttest control group design dengan sampel tikus putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar sebanyak 24 ekor yang bulunya dicukur kemudian kulitnya dipanaskan menggunakan besi panas selama 1 detik. Kemudian tikus dibagi menjadi 4 kelompok (kontrol, pemberian 1 kali/hari, 2 kali/hari, dan 3 kali/hari). Bahan penelitian ini adalah lendir bekicot segar yang diambil sesaat sebelum pemberian perlakuan. Hasil Penelitian dan Diskusi: Dengan uji MANOVA didapatkan adanya perbedaan antara kelompok perlakuan sampai hari ke-7 (sig 0,000 lebih kecil dari p(0,05)), yang berarti terdapat perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan terhadap nilai penurunan luas luka dan peningkatan kontraksi luka sampai hari ke-7. Sedangkan pada uji korelasi antara frekuensi pemberian dan penurunan luas luka didapatkan -0,293 yang berarti semakin besar frekuensi pemberian lendir bekicot maka semakin menurunkan luas luka. Untuk uji korelasi antara frekuensi pemberian dan kontraksi luka didapatkan 0,697 yang berarti semakin besar pemberian lendir bekicot maka akan semakin meningkatkan kontraksi luka, Kesimpulan: Pemberian lendir bekicot berpengaruh dalam meningkatkan proses penyembuhan luka bakar derajat IIA pada tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar.