RASIONALITAS KEPENTINGAN NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG DALAM RATIFIKASI PROTOKOL KYOTO

Main Author: ASTRIATI S, FENI
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/31353/1/jiptummpp-gdl-s1-2011-feniastria-21948-BAB%2BI.pdf
http://eprints.umm.ac.id/31353/
Daftar Isi:
  • Protokol Kyoto merupakan persetujuan yang dihasilkan dari UNFCCC (United Nation Convention on Climate Change) yang dirancang bagi para peserta penandatanganan Konvensi sebagai upaya untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Proses perundingan yang dilakukan oleh Kelompok Negara Maju dan Negara Berkembang melibatkan banyak kepentingan. Kelompok-kelompok negara ini bernegosiasi untuk menciptakan kesepakatan target penurunan emisi yang dapat mengakomodasi kepentingan banyak pihak. Dalam proses disetujuinya Protokol Kyoto, tidak terlepas dari rasionalitas kelompok negara dalam memandang potensi dan manfaat yang akan didapat dari tindakan meratifikasi Protokol Kyoto. Teori yang digunakan oleh penulis adalah teori dan Staghunt Theory. Kemudian metode penelitian yang digunakan adalah metode eksplanatif, dimana metode ini mencoba menjelaskan fenomena dengan dua variabel, yaitu kepentingan kelompok negara dalam Protokol Kyoto sebagai variabel dependen dan ratifikasi Protokol Kyoto sebagai variabel independen. Berdasarkan teori Staghunt, dapat dijabarkan bagaimana landasan pemikiran masing-masing negara tersebut sehingga dapat bersatu untuk melaksanakan Protokol Kyoto, meskipun pada dasarnya memiliki motif-motif yang berbeda. Sehingga hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi dasar Negara Maju dalam Protokol Kyoto adalah untuk menghindari kerugian, dan motivasi dasar Negara Berkembang adalah untuk mendapatkan keuntungan.