IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN KALIMANTAN TIMUR (Studi Pada Dinas Ketahanan Pangan di Pemkab Bulungan)

Main Author: Satriya, Ranu Panji
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/31105/1/jiptummpp-gdl-s1-2011-ranupanjis-23724-Bab%2BI.pdf
http://eprints.umm.ac.id/31105/2/jiptummpp-gdl-s1-2011-ranupanjis-23724-PENDAHUL-N.pdf
http://eprints.umm.ac.id/31105/
Daftar Isi:
  • Selama ini upaya peningkatan produksi beras menghadapi berbagai tantangan seperti konversi lahan sawah, rusaknya saluran irigasi dan stagnasi teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas padi. Permasalahan utamanya adalah kurangnya intensifikasi pada padi lahan kering atau lahan basah dan kurang irigasi bagi padi lahan basah, dan belum efektifnya pengembangan padi pasang surut, demikian juga pada tanaman palawija yang masih dibudidayakan dalam skala kecil. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri (domestik). Bila terjadi kelebihan (surplus), pangan tersebut dapat diperdagangkan antar wilayah terutama bagi wilayah yang mengalami defisit pangan dan ekspor. Sebaliknya bila terjadi defisit, sebagian pangan untuk konsumsi dalam negeri dapat dipenuhi dari pasar luar negeri atau impor. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: Observasi dan wawancara serta dokumentasi. Setelah dilakukan pemeriksaan keabsahanya, data dianalisis dengan cara penyajian data sekaligus dianalisis dan penarikan kesimpulan. Dari hasil data yang diperoleh (1). Implementasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Bulungan dalam mewujudkan ketahanan pangan dan peningkatan produksi serta kesejahteraan masyarakat yang menyangkut ketersediaan pangan di Kabupaten Bulungan sangat memperhatikan ketersediaan pangan, khususnya bagaimana agar sistem produksi dapat meningkat, seperti melaksanakan Kegiatan Mandiri Pangan, Kegiatan Peningkatan Produksi Padi Palawija, Kegiatan Perluasan Areal (cetak sawah), Kegiatan Pengelolaan Air (irigasi), Kegiatan Optimasi Lahan, Kegiatan Intensifikasi Lahan Pertanian, Kegiatan Perbibitan Sapi Potong, Kegiatan Bansos LUEP (Koperasi simpan pinjam kelompok tani) dan sebagainya. Sedangkan efisiensi dalam ketahanan pangan selama ini terfokus pada upaya mensejahterakan para petani dalam segala hal, mulai dari peningkatan akses terhadap teknologi, modal, dan pasar. Teknologi yang digunakan masyarakat Kabupaten Bulungan selama ini masih tradisional. Oleh karenanya pengembangan teknologi di Kabupaten Bulungan guna meningkatkan efisiensi akan mencakup spektrum teknologi yang sangat luas dari teknologi yang terkait dengan teknologi pengembangan sarana produksi (benih, pupuk dan insektisida), teknologi pengolahan lahan (traktor), teknologi pengelolaan air (irigasi gravitasi, irigasi pompa, efisiensi dan konservasi air), teknologi budidaya (cara tanam, jarak tanam, pemupukan berimbang, pola tanam, pergiliran varietas), teknologi pengendalian hama terpadu (PHT). (2) implementasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Bulungan dalam mewujudkan ketahanan pangan dan peningkatan produksi serta kesejahteraan masyarakat yang menyangkut ketersediaan pangan di adalah Pemerintah Kabupaten Bulungan sangat memperhatikan ketersediaan pangan, khususnya bagaimana agar sistem produksi dapat meningkat, seperti melaksanakan Kegiatan Mandiri Pangan, Kegiatan Peningkatan Produksi Padi Palawija, Kegiatan Perluasan Areal (cetak sawah), Kegiatan Pengelolaan Air (irigasi), Kegiatan Optimasi Lahan, Kegiatan Intensifikasi Lahan Pertanian, Kegiatan Perbibitan Sapi Potong, Kegiatan Bansos LUEP (Koperasi simpan pinjam kelompok tani) dan sebagainya. Sedangkan efisiensi dalam ketahanan pangan selama ini terfokus pada upaya mensejahterakan para petani dalam segala hal, mulai dari peningkatan akses terhadap teknologi, modal, dan pasar. Teknologi yang digunakan masyarakat Kabupaten Bulungan selama ini masih tradisional. Oleh karenanya pengembangan teknologi di Kabupaten Bulungan guna meningkatkan efisiensi akan mencakup spektrum teknologi yang sangat luas dari teknologi yang terkait dengan teknologi pengembangan sarana produksi (benih, pupuk dan insektisida), teknologi pengolahan lahan (traktor), teknologi pengelolaan air (irigasi gravitasi, irigasi pompa, efisiensi dan konservasi air), teknologi budidaya (cara tanam, jarak tanam, pemupukan berimbang, pola tanam, pergiliran varietas), teknologi pengendalian hama terpadu (PHT). (3) Faktor penghambat Pemerintah Kabupaten Bulungan dalam mewujudkan ketahanan pangan dan peningkatan produksi serta kesejahteraan masyarakat adalah kurangnya kesiapan petani untuk beradaptasi dengan teknologi modern dalam mengelolah hasil pangan. Selain itu kesiapan SDM masyarakat di Kabupaten Bulungan, seperti terbatasnya kemampuan kelembagaan produksi petani karena terbatasnya dukungan teknologi tepat guna, akses kepada sarana produksi, serta kemampuan pemasarannya. Sedangkan SDM matri pertanian juga menjadi kendala tersendiri mengingat penyuluh Pertanian yang semakin berkurang jumlahnya, Penyuluh Pertanian maupun Non Penyuluh secara kualitas relatif terbatas, walaupun pendidikan dan pelatihan teknis (Diklat) sudah dilakukan.