PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS III SDN GEBANGBUNDER, KECAMATAN PLANDAAN KABUPATEN JOMBANG
Main Author: | PRAMESTHIE, PRIESCHA AYU |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/31047/1/jiptummpp-gdl-s1-2011-prieschaay-23278-Pendahul-_.pdf http://eprints.umm.ac.id/31047/2/jiptummpp-gdl-s1-2011-prieschaay-23278-BAB%2BI.pdf http://eprints.umm.ac.id/31047/ |
Daftar Isi:
- Rendahnya ketrampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek berbicara kelas III dari perolehan data observasi awal penelitian menjadi masalah yang perlu dikaji penyebab dan solusi untuk mengatasinya. Salah satu karakteristik siswa kelas III adalah menyukai pembelajaran yang menyenangkan sehingga hal tersebut perlu diterapkan. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah (1) Bagaimana proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan guru dengan menerapkan metode bermain peran dalam aspek berbicara pada siswa kelas III SDN Gebangbunder, Kecamatan Plandaan kabupaten Jombang?, (2) Apakah penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan ketrampilan berbicara pada siswa kelas III SDN Gebangbunder, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang? Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah PTK ini meliputi dua siklus, pada siklus pertama dilakukan selama satu hari dan pada siklus kedua juga dilakukan selama satu hari. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas III SDN Gebangbunder, Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang yang berjumlah 27 siswa. Instrumen yang digunakan adalah metode tes, observasi dan wawancara. Sedangkan evaluasi yang dilakukan terfokus pada proses dan hasil dengan menggunakan tehnik tes dan non tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran dapat meningkatkan ketrampilan berbicara pada siswa kelas III SDN Gebangbunder, Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang. Hal ini dapat dilihat pada keaktifan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Siklus I keaktifan siswa hanya belum mencapai KKM sekitar (70,4%), kemudian pada perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam siklus II ini terbukti tuntas sesuai dengan tujuan yang diharapkan (85,2%), sehingga peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran ketrampilan berbicara sekitar 15%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan kepada guru khususnya guru kelas III dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, guru hendaknya dapat memilih metode yang sesuai dengan karakteristik siswa, materi pelajaran dan tujuan yang telah direncanakan. Sehingga pada akhirnya diharapkan pembelajaran yang berlangsung dapat mencapai tujuan pendidikan.