IDENTIFIKASI KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA UDANG WINDU (Panaeus monodon) DI AREAL TAMBAK SEKITAR LUAPAN LUMPUR LAPINDO SIDOARJO
Main Author: | APRIANI, NUNUNG |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/30589/1/jiptummpp-gdl-s1-2011-nunungapri-22977-PENDAHUL-N.pdf http://eprints.umm.ac.id/30589/2/jiptummpp-gdl-s1-2011-nunungapri-22977-BAB%2B1.pdf http://eprints.umm.ac.id/30589/ |
Daftar Isi:
- Penelitin ini dilaksanakan di beberapa tambak sekitar luapan lumpur Lapindo Sidoarjo dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar kandungan logam berat timbal pada budidaya udang windu dan mengetahui tingkat pencemaran logam berat timbal terhadap kualitas perairan, serta untuk mengetahui layak tidaknya daerah luapan lumpur Lapindo Sidoarjo sebagai area budidaya udang windu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode survey dengan datang langsung ke lokasi penelitian. Selanjutnya data dianalisa secara deskriptif. Dalam penelitian ini digunakan tiga range pengambilan sampel yaitu range pertama berjarak (5 km), range ke dua (10 km) dan range ke tiga (15 km). Setiap range diambil sampel udang dan sampel air tambak yang akan dianalisa kandungan timbalnya dengan Spektrofotometer UV VIS. Hasil penelitian menunjukkan kandungan timbal di semua sampel (udang dan air tambak) pada setiap range penelitian teridentifikasi di atas baku mutu yang telah dipersyaratkan yaitu untuk organ udang batas baku mutunya adalah 0,020 ppm dan air sebesar 0,008 ppm. Hal ini dibuktikan jumlah kandungan timbal pada setiap lokasi penelitian yaitu range pertama kandungan timbal tertinggi terlihat pada sampel organ insang yang menunjukkan data kandungan timbal sebesar 0,225 ppm, kandungan timbal tertinggi ke dua yaitu pada daging udang sebesar 0,085 ppm dan kandungan terendah terlihat pada air tambak, yaitu sebesar 0,064 ppm. Range ke dua menunjukkan kandungan timbal tertinggi terlihat pada sampel organ insang yang menunjukkan data kandungan timbal sebesar 0,066 ppm, kandungan timbal tertinggi ke dua yaitu pada daging udang sebesar 0,045 ppm dan kandungan terendah terlihat pada air tambak, yaitu sebesar 0,052 ppm dan pada range ke tiga menunjukkan kandungan timbal tertinggi terlihat pada sampel organ insang yang menunjukkan data kandungan timbal sebesar 0,049 ppm dan kandungan terendah terlihat pada air tambak dan daging udang, yaitu sebesar 0,030 ppm. Kesimpulan dari penelitian ini adalah lokasi tambak di sekitar luapan lumpur Lapindo kurang layak digunakan sebagai tempat budidaya udang windu karena sudah terkandung logam berat timbal di atas baku mutu yang dipersyaratkan. Saran yang di berikan adalah untuk meminimalisir kandungan logam berat yang masuk ke dalam tambak budidaya udang windu dilakukan pengelolaan limbah menggunakan system bio filter.