PENGARUH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN TIPE KEPRIBADIAN A DAN BTERHADAP STRES KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ISLAM AISYIYAH MALANG
Main Author: | Usop, Dwi Sari |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/30503/1/jiptummpp-gdl-dwisariuso-30695-2-bab1.pdf http://eprints.umm.ac.id/30503/2/jiptummpp-gdl-dwisariuso-30695-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/30503/ |
Daftar Isi:
- Stres kerja mempunyai sebuah kekuatan yang mampu meningkatkan kinerja yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan karyawan menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaannya, meningkatkan produktivitas, dan kreativitas. Di samping itu, stres kerja juga mampu menurunkan kinerja dan mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan fisik, psikologis, maupun perilaku seorang karyawan. Perawat merupakan suatu profesi yang rentan mengalami stres kerja. Hal ini disebabkan oleh bidang pekerjaan perawat yang bergerak pada bidang pelayanan kesehatan, di mana hampir setiap hari berhubungan dengan banyak orang seperti pasien, rekan kerja, maupun atasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dua dari faktor penyebab stres kerja, yaitu efektivitas komunikasi interpersonal dan kepribadian tipe A dan tipe B pada perawat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan korelasional. Subyek penelitian adalah perawat yang bertugas di Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang, berjumlah 54 orang, terdiri atas 39 perawat tetap dan 15 perawat kontrak. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi dummy. Hasil analisis regresi dummy memperlihatkan bahwa efektivitas komunikasi interpersonal dan tipe kepribadian A dan B secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang sangat signifikan dengan nilai koefisien determinan (R square) sebesar 0, 436 dan nilai F = 19,712 (p = 000). Walaupun demikian, secara mandiri terdapat pengaruh yang berbeda yang ditunjukkan kedua variabel ini. Efektivitas komunikasi interpersonal mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap stres kerja perawat, ditunjukkan dengan sumbangan efektif yang diberikan sebesar 42,2 % dan hasil uji t sebesar -6,271 (p = 0,000). Sedangkan tipe kepribadian A dan B hanya memberikan sumbangan efektifnya sebesar 1 % yang mengakibatkan hasil uji t sebesar 1,143 (p = 0,258) menyatakan bahwa variabel ini tidak berpengaruh terhadap stres kerja perawat RSIA Malang. Hasil analisis deskriptif menyatakan bahwa lebih dari separuh perawat RSIA (51,9 %) memiliki efektivitas komunikasi interpersonal yang masih rendah dan 59,3 % perawat cenderung berkepribadian tipe B. Bila dilihat dari status kepegawaian, dapat diketahui bahwa sekitar 60 % perawat kontrak memiliki efektivitas komunikasi interpersonal yang masih rendah, diikuti dengan tingginya stres kerja yang dialami. Selain itu, perawat kontrak juga lebih banyak yang memiliki kecenderungan tipe kepribadian A daripada perawat tetap.