ANALISIS KINERJA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG POLA GADUHAN SISTEM REVOLVING DI DISTRIK BOMBERAY KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT
Main Author: | JAYUS, |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/30380/1/jiptummpp-gdl-jayus20101-30679-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/30380/2/jiptummpp-gdl-jayus20101-30679-2-bab.i.pdf http://eprints.umm.ac.id/30380/ |
Daftar Isi:
- Penelitian dilakukan di lima kampung yaitu Onim Sari, Mekar sari, Pinang Agung, Bumi Muroh Indah dan Wonodadi Mulia Distrik Bomberay Kabupaten Fakfak mulai tanggal 13 Pebruari 2012 s/d 8 Maret 2012. Tujuannya untuk menganalisis kinerja program dengan pendekatan indikator input, proses, output, outcome, benefit dan menguji serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja program. Responden penelitian terdiri dari para penggaduh ternak sapi potong sistem revolving yang masa kontraknya telah jatuh tempo. Jumlah responden sebanyak 100 orang ditentukan secara random sampling di setiap kampung, namun sebelumnya dilakukan persentase terhadap jumlah populasi setiap kampung agar diperoleh sample yang proporsional. Data primer diperoleh dari responden dengan teknik wawancara langsung yang dipandu dengan daftar pertanyaan atau kuesiner. Data sekunder diperoleh dari kampung, distrik, lembaga dan instansi terkait serta data perorangan atau kelompok yang relevan dengan penelitian. Analisis data dilakukan dengan pendekatan indikator kinerja input, proses, output, outcome dan benefit. Untuk mempertajam analisis data dilakukan analisis jalur atau path analysis terhadap faktor atau variabel input, proses, output dan outcome. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja input: 1). Kegiatan identifikasi dan seleksi calon penggaduh dan calon lokasi (CPCL) belum optimal karena 52% belum memenuhi kriteria teknis namun lebih ke non teknis; 2). Pelatihan calon penggaduh (CP) hasilnya cukup baik, 63% cukup paham dan 30% paham; 3). Kualitas bibit sapi 61% baik, 36% cukup baik. Kinerja proses: 1). Pendampingan petugas 48% menyatakan belum baik, 47% cukup baik; 2). Manajemen produksi 81% kategori jelek, 19% cukup baik; 3). Sistem pemeliharaan 54% secara ekstensif dan 46% secara semiintensif; 4). Motivasi berusaha, 82% bermotivasi ekonomi jangka pendek dan 18% bermotivasi ekonomi jangka panjang; 5). Daya dukung lahan HMT, 70% belum baik dan 30% cukup baik; 6). Partisipasi anggota keluarga, 52% kurang baik, 29% cukup baik dan 19% baik. Kinerja output: produktivitas bibit sapi pokok 47% cukup tinggi, 37% tinggi dan 16% rendah. Kinerja outcome: hasil revolving baru mencapai 52% yang lunas sampai masa kontrak jatuh tempo. Kinerja benefit: kontribusi dalam pemenuhan kebutuhan sapi baru mencapai ±50% sedangkan untuk daging sapi mencapai 100%. Hasil analisis path menunjukan bahwa kinerja input terhadap kinerja output: identifikasi CPCL dan pelatihan CP berpengaruh siginifikan terhadap kinerja output masing-masing P=0,016 dan P=0,081 tetapi tidak berpengaruh langsung, sedangkan kualitas bibit sapi berpengaruh langsung dan signifikan terhadap kinerja output sebesar P=0,419. Kinerja proses terhadap kinerja output: pendampingan, manajemen produksi dan daya dukung lahan HMT tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja output, masing-masing sebesar P=0,099, P= 0,088 dan P= 0,054. Sedangkan sistem pemeliharaan, motivasi berusaha dan partisipasi anggota keluarga berpengaruh langsung dan signifikan terhadap kinerja output masing-masing sebesar P= 0,173, P= 0,256 dan P= 0,177. Kinerja input terhadap kinerja outcome: identifikasi CPCL, pelatihan CP dan kualitas bibit sapi berpengaruh signifikan tetapi tidak langsung masing-masing sebesar P= 0,016, P= 0,032 dan P= 0,081. Kinerja proses terhadap kinerja outcome: pendampingan berpengaruh signifikan dan langsung terhadap kinerja outcome sebesar P= 0,215; system pemeliharaan, motivasi berusaha dan partisipasi anggota keluarga berpengaruh signifikan terhadap kinerja outcome tetapi tidak langsung, masing-masing sebesar P= 0,067, P= 0,099 dan P= 0,068; Sedangkan manajemen produksi dan daya dukung lahan HMT tidak berpengaruh terhadap kinerja outcome. Kinerja output terhadap kinerja outcome: Kinerja output berpengaruh signifikan terhadap kinerja outcome sebesar P= 0,387. Kinerja outcome akan lebih berhasil apabila kinerja output ditingkatkan dengan memperbaiki kinerja proses terutama manajemen produksi dan daya dukung lahan HMT serta meningkatkan kinerja pendampingan. Untuk kesempurnaan penelitian ini diperlukan penelitian lebih lanjut yang lebih mendalam dan komprehensif.