REPRESENTASI BUDAYA MASYARAKAT KOTA DALAM VISUALISASI IKLAN ( Analisis Semiotik Iklan Fatigon versi "Rejeki Dipatok Ayam" di Televisi )
Main Author: | Fentri, Falentina Faridansa |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/30177/1/jiptummpp-gdl-s1-2011-falentinaf-24155-PENDAHUL-N.pdf http://eprints.umm.ac.id/30177/2/jiptummpp-gdl-s1-2011-falentinaf-24155-BAB%2BI.pdf http://eprints.umm.ac.id/30177/ |
Daftar Isi:
- Iklan Fatigon versi Rejeki di Patok Ayam merupakan salah satu dari sekian banyak iklan yang ada di televisi. Dengan kemasan atau format audio visual, iklan ini ingin menyampaikan pentingnya waktu dalam bekerja. Dengan mengambil pepatah Rejeki di Patok Ayam, iklan ini mengambil setting di daerah pembangunan gedung, di kamar dan di sebuah kantor. Dari setting dan cerita yang ada pada iklan ini, peneliti tertarik untuk mengetahui representasi budaya masyarakat kota dalam visualisasi iklan. Iklan dapat diartikan sebagai berita pesanan (untuk mendorong, membujuk) kepada khalayak atau orang ramai tentang benda atau jasa yang ditawarkan. Kebudayaan adalah sebuah sistem dari konsep-konsep yang diwariskan dan diungkapkan dalam bentuk-bentuk simbolik melalui dimana manusia berkomunikasi, mengekalkan dan memperkembangkan pengetahuan tentang kehidupan ini dan bersikap tentang kehidupan ini (Geertz, dalam Sobur,2004:178). Masyarakat perkotaan atau urban community adalah masyarakat kota yang tidak tentu jumlah penduduknya. Tekanan pengertian "kota" terletak pada ciri serta sifat kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif interpretatif. Fokus penelitian ini adalah semua tanda yang muncul dalam iklan Fatigon versi "Rejeki Dipatok Ayam". Unit analisis yang digunakan adalah audio dan visual dari masing-masing scene yang ada di iklan Fatigon versi Rejeki di Patok Ayam. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan analisis semiotik Roland Barthes. Dimana peneliti akan mengungkap tanda yang ada pada iklan dengan menggunakan makna denotasi dan konotasi sesuai dengan formula dari Roland Barthes. Berdasarkan analisis semiotik yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, peneliti dapat menemukan representasi budaya pada masyarakat kota dalam visualisasi iklan Fatigon versi "Rejeki di Patok Ayam" sebagai berikut: Budaya kerja masyarakat kota yang tinggi, hal ini dapat diketahui dari petanda denotasi yang ditemukan yaitu perubahan warna langit, pekerja dan gedung yang sedang dalam pembangunan. Dari ketiga petanda denotasi dapat ditemukan makna kontotasi yang menjelaskan bahwa masyarakat kota yang ditunjukkan dengan adanya pembangunan gedung bertingkat yang bekerja tanpa mengenal waktu yang ditunjukkan dari perubahan gradasi warna langit mulai dari pagi sampai dengan menjelang malam hari. Akulturasi budaya pada masyarakat perkotaan, dimana dalam visualisasi iklan Fatigon ini peneliti menemukan makna denotasi yaitu seorang wanita, jam wekker, dan ayam background dari jam wekker. Dari penanda denotasi tersebut, peneliti dapat menemukan makna konotasi yang mengindikasikan adanya akulturasi budaya modern dan tradisional serta budaya masyarakat desa dan perkotaan. Hubungan waktu dan uang dalam masyarakat perkotaaan, dimana peneliti menemukan penanda seorang karyawan kantor yang telat datang karena bangun kesiangan, kemudian dimarahi oleh bos nya. Petanda dalam penanda ini adalah kedisiplinan waktu dalam masyarakat kota. Dalam hal ini keterkaitan atau hubungan waktu dan uang memang tidak bisa terpisahkan. Dengan mendapatkan uang yang banyak, masyarakat kota akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya karena tuntutan hidup bagi masyarakat kota yang tinggi