KEBERMAKNAAN HIDUP LANSIA SAKIT YANG TINGGAL DI PANTI WREDA (Studi Kasus di Pondok Lansia Yayasan Al-Ishlah Malang)

Main Author: Andiwinata, Hendra
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/30007/1/jiptummb--hendraandi-27818-2-bab1.pdf
http://eprints.umm.ac.id/30007/2/jiptummb--hendraandi-27818-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/30007/
Daftar Isi:
  • PembimbingDra. Tri Dayakisni, M.Si. PondokLansia Al-Islah merupakan salah satu dari banyaknya panti wreda yang ada di kota Malang, jumlah lansia yang ditampung saat ini berjumlah 8 orang, 3 orang relatif dalam keadaan sehat, dapat berjalan dan berkomunikasi, serta 5 diantaranya dalam kondisi sangat tua dan sakit(lumpuh), namun 2 dari 5 lansia lumpuh tersebut yang juga merupakan subyek penelitian masih dapat diajak berkomunikasi. Perhatian terhadap fisik saja belum cukup untuk membantu lansia agar hidupnya semakin berkualitas. Berbagai data keberhasilan bantuan fisik belum cukup sempurna membahagiakan para lansia, masih diperlukan sesuatu yang sangat penting dan dianggap berharga yaitu dorongan untuk menyadari arti dan makna yang sebenar-benarnya dari hidup, serta mengisi hidup dengan yang seharusnya dilakukan saat masih ada kesempatan hidup. Menurut Erikson beberapa hal yang menjadi masalah pada masa lansia adalah ditinggal mati pasangan dan kemunduran fungsi fisik atau menderita sakit. Hal inilah yang menjadi menarik untuk dikaji lebih dalam, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebermaknaan hidup lansia sakit yang tinggal di pantijompo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan 2 subyek yang termasuk dalam kategori lansia sakit yang tinggal di panti jompo. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara terarah. Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran makna hidup bagi seorang lansia yang sakit dan tinggal di panti wreda (studikasusPondok Lansia Al-Islah Malang), yaitu terdapat perbedaan antarasubyek dalam proses menjalani kehidupan sehari-hari merasakan semangat dan gairah serta jauh dari perasaan hampa, subyek kurang bersemangat dan bergairah dalam aktifitas sehari-hari karena keinginan untuk dapat pulang dan berkumpul lebih besar dari subyek lainya. Hal ini dikarenakan subyek merasa intensitas dikunjungi keluarga tidak tentu, sehingga subyek kurang mendapatkan dukungan sosial dari kerabat. Namun ada kesamaan dalam hal menemukan tujuan hidup, baik jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga mereka menjadi lebih terarah dan merasakan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai.Demikian pula dengan kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan, artinya subyekmenyadari pembatasan lingkungan, tetapi dalam keterbatasan itu tetap dapat menentukan sendiri apa yang paling baik untuk dilakukan.Selainitusubyek memiliki kemampuan untuk menentukan tujuan-tujuan pribadi dan menentukan makna hidup sehingga sangat memperhatikan arti pentingnya kehidupannya. Subyek selama ini memiliki kecintaan terhadap keluarga sehingga menjadikan tetap bertahan hidup dan menginginkan untuk kembali sehat agar dapat berkumpul lagi bersama keluarga, selain itu subyek juga memiliki kenyakinan yang kuat dalam melakukan penghayatan terhadap keimanan dan takdir Tuhan.