MEKANISME PERTAHANAN EGO PADA ANAK JALANAN

Main Author: Idzha, Gely Nurmurey
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/29961/1/jiptummpp-gdl-gelynurmur-30005-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/29961/2/jiptummpp-gdl-gelynurmur-30005-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/29961/
Daftar Isi:
  • Pembimbing: (1) Dr. Diah Karmiyati, M.Si, (2) M. Salis Yuniardi, S.Psi., M.Psi. Tuntutan dalam memenuhi dorongan hidup membuat setiap individu mampu melakukan segala cara, salah satunya dengan cara bekerja di jalanan sebagai anak jalanan. Menjalani kehidupan sebagai anak jalananan tidak lepas dari berbagai macam permasalahan yang harus dihadapi, diantaranya permasalahan di keluarga, di lingkungan sosialnya, serta permasalahan karena pekerjaan yang dijalaninya sebagai anak jalanan. Sehingga hal ini sering menyebabkan mereka mengalami kecemasan akibat dari konflik batin dan tekanan yang ditimbulkan dari permasalahannya tersebut. Maka, kecenderungan untuk menerapkan mekanisme pertahanan ego guna meredakan kecemasan tersebut pun muncul. Mengakaji bahwa mekanisme pertahanan ego apabila digunakan secara berlebihan akan mengarah pada perilaku neurosis, maka perlu diketahui mekanisme pertahanan ego apa saja yang muncul pada anak jalanan dengan berbagai macam faktor penyebabnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sampel yang digunakan adalah 2 orang anak jalanan yang bekerja sebagai pengamen di traffict light Jl. Ciliwung, Malang. Untuk penggalian data digunakan wawancara semi terstruktur dan observasi partisipatif pasif. Sebagai uji keabsahan data untuk mengecek kebenaran data dilakukan triangulasi sumber, yaitu kepada teman terdekat subjek. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwasanya mekanisme pertahanan ego yang ditampilkan oleh kedua subjek antara lain: represi, avoidance, pengalihan, dan sublimasi. Berbagai macam mekanisme pertahanan ego tersebut dalam penerapannya diawali oleh represi sebagai awal dan pembentuk mekanisme pertahanan ego lainnya, sehingga mekanisme pertahanan ego represi tampak sering muncul pada kedua subjek. Dampak negatif pun mendominasi sebagai akibat dari penerapan mekanisme pertahanan ego pada kedua subjek sehingga hal tersebut mengarah pada perilaku neurosis. Hal ini tampak manakala pada salah satu subjek memilih meredakan kecemasannya dengan minuman beralkohol, bersikap agresi, dan menarik diri dari lingkungan yang membuatnya cemas (withdrawl). Pada subjek lainnya, subjek juga menarik diri dari lingkungan yang membuatnya cemas (withdrawl) dan bersikap agresi. Sedangkan dampak positifnya, yaitu kedua subjek lebih memilih menjalani pekerjaan sebagai pengamen daripada menjadi pencopet, serta tetap fokus mengamen tanpa harus berkelahi dengan pihak-pihak yang mengancamnya ketika di jalanan.