KECEMASAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN MENJELANG KEBEBASAN

Main Author: Fitrianingsih, Kiki
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/29900/1/jiptummpp-gdl-kikifitria-30081-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/29900/2/jiptummpp-gdl-kikifitria-30081-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/29900/
Daftar Isi:
  • Pembimbing : (1) Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si. (2) Zainul Anwar S.Psi M.Psi Kejahatan merupakan masalah yang cukup kompleks yang setiap waktu dihadapi oleh pihak penegak hukum. Namun hukuman penjara saat ini menganut falsafah pembinaan narapidana yang dikenal dengan nama pemasyarakatan, dan istilah penjara telah diubah menjadi Lembaga Pemasyaraktan Hal ini berarti kebijaksanaan dalam perlakuan mengayomi para warga binaan pemasyarakatan dan memberi bekal hidup narapidana setelah warga binaan pemasyarakatan tersebut kembali kemasyarakat sehingga dapat diterima kembali oleh lingkkungan masyarakat. Namun pada kenyataannya, warga binaan pemasyarakan yang telah bebas dan kembali ke masyarakat, sering kali mendapat perlakuan yang tidak baik dari masyarakat. Mereka banyak mendapat tekanan secara psikologis. Sehingga sering kali hal tersebut memicu kecemasan terhadap para warga binaan yang akan bebas. Kecemasan adalah suatu keadaan apprehensi atau keadaan kekhawatiran yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecemasan warga binaan pemasyarakatan menjelang kebebasan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kua lititatif dengan menggunakan 3 subyek warga binaan pemasyarakatan pemasyarakatan menjelang kebebasan. Metode pengumpulan data wawancara. Analisa data yang digunakan adalah analisa data kualitatif, kemudian uji keabsahan datanya menggunakan teknik triangulasi yaitu yaitu triangulasi sumber teman dekat subyek serta petugas setempat Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan warga binaan pemasyarakatan menjelang kebebasan diantara (1) faktor ekonomi yang didominasi oleh perasaan cemas dirinya akan sulit mendapat pekerjaan karena mantan warga binaan pemasyarakatan dan tidak memiliki ketrampilan. Kemudian (2) faktor lingkungan sosial yang didominasi oleh kekhawatiran subyek akan stigma atau pandangan negatif masyarakat tentang mantan warga binaan pemasyarakatan. Selanjutnya (3) pada faktor keluarga terdapat perbedaan penyebab atau alasan mengalami kecemasan, diantaranya mendapat penolakan dari keluarga besar subyek, adanya tuntutan untuk segera mencari nafkah guna menutupi kebutuhan serta hutang keluarga, serta adanya perasaan bingung karena istri dirumah menuntut cerai, sementara subyek masih sangat mencintai istrinya tersebut.