POLA HUBUNGAN INTERPERSONAL DALAM KONFLIK Studi pada Paguyuban Kakang Mbakyu Kota Malang Angkatan 2009 dalam Kasus Penyelesaian Tanggungjawab Pembagian Tugas Kepanitiaan Pemilihan Kakang Mbakyu 2010
Main Author: | Prasetya, Rangga |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/29709/1/jiptummpp-gdl-s1-2011-ranggapras-22004-PENDAHUL-N.pdf http://eprints.umm.ac.id/29709/2/jiptummpp-gdl-s1-2011-ranggapras-22004-BAB%2BI.pdf http://eprints.umm.ac.id/29709/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilatarbelakangi oleh seringnya konflik yang terjadi dalam paguyuban kakang mbakyu 2009. Khususnya dalam kepanitiaan terakhir pemilihan kakang mbakyu 2010 bulan November 2010. Konflik ini banyak melibatkan anggota kepanitiaan yang akhirnya dapat merugikan efektifitas kinerja masing-masing anggota. Sering kali pola hubungan interpersonal yang kurang berjalan baik dapat menimbulkan konflik antar anggota. Sehingga penelitian ini tertarik untuk mengkaji bagaimana pola hubungan interpersonal dalam membentuk konflik dalam paguyuban tersebut. Sehingga dapat diketahui pola seperti apakah yang sering dilakukan dan dapat menimbulkan konflik. Pola hubungan interpersonal merupakan suatu jenis atau cara-cara tertentu yang bisa terjadi dalam suatu interaksi antara seseorang dengan orang lain. Pola ini terbentuk karena setiap pelaku bersifat komunikatif, sehingga mereka memainkan perannya untuk mengutarakan pendapat masing-masing (Little John). Kecenderungan sifat komunikatif ini dapat membentuk suatu hubungan timbal balik yang terkadang dapat terjadi sebuah pertentangan atau perbedaan. Pertentangan dan perbedaan inilah yang membentuk sebuah konflik (Winardi). Sehingga pola hubungan komunikasi antar manusia dapat membentuk sebuah konflik dalam sebuah lingkungan, baik dalam antar individu, kelompok maupun masyarakat. Melalui strategi penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi, maka data yang diperoleh dapat dianalisis dengan prinsip kualitatif, yaitu induksi, interpretatif dan konseptualisasi. Dalam hal ini penelitian menggambarkan suatu konflik yang terjadi dalam paguyuban kakang mbakyu angkatan 2009 melalui pola hubungan komunikasi yang mereka lakukan. Dengan berlandaskan teori pola hubungan interoersonal, maka penyajian data dapat dianalisa pola seperti apa yang terjadi dalam paguyuban tersebut. Sehingga dapat dilihat pola hubungan yang cenderung menimbulkan konflik. Hasil penelitian ini ditemukan beberapa pola hubungan yang terjadi pada paguyuban kakang mbakyu 2009. Antara lain pola simetri kompetitif (one up/ one up), kelengkapan (one up/ one down maupun one down/ one up) serta pola transisi (one up/ one across). Ditemukan pula konflik yang terjadi pada kepanitiaan pemilihan kakang mbakyu 2010, yaitu konflik karena kesalahpahaman, perbedaan pola pikir, perbedaan karakteristik atau kesadaran dan perbedaan status jabatan atau job desk. Dari analisa data yang telah didapatkan dapat ditarik kesimpulan bahwa pola hubungan yang cenderung menimbulkan konflik adalah pola simetri kompetitif (one up/ one up) dan pola transisi (one up/ one across). Selain itu hasil dapat diketahui anggota dengan tipekal one up, one down yang patut dimiliki oleh setiap orang. Yaitu Swasti Nuswantari, Dwi Apriani, Ardi Putra, Kholifah Nuzluliyah, Olga Akbar Ahimsa, Willy Gustiyan serta Leila Andhina. Ada pula tipekal one down saja yang lebih cenderung untuk menerima tanpa ada inisiatif yaitu Ainy Lutfiah. Dan yang terakhir anggota dengan tipekal one up one across yang harus diwaspadai karena cenderung sering menimbulkan konflik, yaitu Aisyah Rohmah dan Christiawan. Atas hasil tersebut, bisa direkomendasikan kepada para pembaca penelitian ini dapat diberikan rekomendasi bagi paneliti lanjutan yang ingin menemukan penyebab konflik lainnya atau efek dari sebuah pola hubungan. Selain itu penelitian ini berguna bagi pembaca untuk dapat memanajemen konflik yang terjadi di lingkungan sekitar. Bagi anggota kakang mabkyu, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi kinerja tahun 2009, supaya kepanitiaan selanjutnya dapat lebih meminimalisir timbulnya konflik. Selai itu bagi para dewan juri, disarankan untuk tidak memilih finalis dengan tipekal one across, karena mereka cenderung menimbulkan konflik dan pembekalan mengenai cara berkomunikasi yang baik dan benar antar anggota sangat diperlukan pada saat pembekalan materi.