DAMPAK PERLUASAN UNI EROPA KE NEGARA-NEGARA BALTIK TERHADAP SOFT SECURITY RUSIA
Main Author: | RIVA, LAILLATUR |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/29591/1/jiptummpp-gdl-dampakperl-30762-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/29591/2/jiptummpp-gdl-dampakperl-30762-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/29591/ |
Daftar Isi:
- European Union (EU) merupakan regionalisme di kawasan Eropa yang telah mencapai level integrasi tinggi. Regionalisme yang pada mulanya beranggotakan 6 negara pendiri ini mengeluarkan kebijakan perluasan kepada negara-negara Eropa lainnya yang berhasil menambah keanggotaan menjadi 27 negara melalui lima tahapan perluasan. Dari kelima tahapan tersebut, tahap kelima-lah yang menjadi sorotan karena memasukkan 10 negara Eropa Tengah dan Timur (CEE) termasuk diantaranya 3 negara Baltik (Estonia, Latvia dan Lithuania) yang mana merupakan negara-negara mantan sekutu dan republik USSR. Ketiga negara Baltik tersebut memiliki karakteristik internal yang sangat berbeda dengan negara-negara anggota pendahulunya dalam EU. Hal ini menyebabkan terjadinya transisi internal di negara-negara Baltik sebagai upaya untuk mengharmonisasikan diri dengan EU. Transisi ini menyebabkan instabilitas domestik Baltik yang mempengaruhi keamanan kawasan dan negara-negara dalam kawasan tersebut, terutama Rusia. Rusia merupakan negara besar dan Great Power dalam kawasannya, serta mempunyai nilai-nilai dan karakteristik khas yang berbeda dengan nilai-nilai dalam EU yang mulai disebarkan kepada negara-negara anggota dan tetangga-tetangga barunya, yang juga merupakan “near abroad” Rusia. Karena itulah perluasan EU ke negara-negara Baltik ini diterjemahkan oleh Rusia sebagai ancaman terhadap keamanan kawasannya dan keamanan nasionalnya. Sebagai respon dari perluasan ini, Rusia mengeluarkan tindakan-tindakan terkait dengan timbulnya dampak-dampak dari perluasan pada internal Rusia terhadap negara-negara Baltik, “near abroad”-nya dan EU. Perluasan ini menimbulkan dampak-dampak pada internal Rusia, terutama pada kemanan non-militernya (politik, ekonomi dan sosial/soft security), dikarenakan masuknya Great Power lain (EU) dalam kawasan Rusia (RSC Rusia) dan mengakibatkan terjadinya benturan kekuasaan dan pengaruh sehingga menimbulkan instabilitas pada keamanan kawasan juga keamanan negara-negara di dalamnya.